Terapkan Prokes Ketat, 52 SMP Negeri-Swasta di Boyolali Gelar Ujian Sekolah

Ujian sekolah bagi SMP Negeri dan Swasta di Boyolali. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Serentak sebanyak 52 SMP Negeri dan 48 SMP Swasta menyelenggarakan ujian sekolah mulai dari Rabu (28/4/2021) hingga Rabu (5/5/2021) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali, Darmanto bahwa sebanyak 10.764 siswa SMP mengikuti ujian sekolah di seluruh sekolah yang berada di zona hijau.

“Seluruh sekolah bisa menyelenggarakan ujian dengan baik karena seluruh sekolah kita, SMP kita berada di zona hijau. Dari 10.764 peserta hanya 14 orang anak kemarin yang tidak bisa ikut di hari pertama. Mayoritas dengan alasan di daerah non hijau,” terangnya saat dijumpai usai melakukan monitoring ujian sekolah di SMP Negeri 2 Mojosongo, Kamis (29/4/2021).

Dari 14 orang anak yang tidak bisa mengikuti ujian sekolah tersebut, sesuai dengan prosedur mereka akan diberi kesempatan untuk mengikuti ujian susulan. Apabila masih belum bisa mengikuti, maka pihaknya akan menyelenggarakan ujian susulan secara daring di rumah masing-masing siswa.

“Harapannya seluruh peserta anak yang terdaftar di kita 10.764 ini 100 persen bisa mengikuti ujian dengan baik,” katanya.

Disebutkan, sebanyak 11 mata pelajaran diujikan sesuai dengan struktur kurikulum untuk jenjang SMP. Untuk mata pelajaran yang menjadi materi ujian nasional, pihaknya memberikan waktu 90 menit kepada anak anak untuk mengerjakan soal pilihan ganda dan esai. Sedangan mata pelajaran lain mendapatkan waktu mengerjakan 60 menit. Sehingga siswa mengikuti ujian sekolah dalam waktu tiga jam sesuai dengan kebijakan dalam rangka penanggulanggan Coronavirus Disease (Covid-19).

“Ujian sekolah ini menjadi salah satu unsur kelulusan. Masalah kelulusan itu sesuai dengan kebijakan Mas Menteri ‘Merdeka Belajar’ itu kewenangan dari guru,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 2 Mojosongo, Yudhi Sabartono menungkapkan bahwa pihaknya menerapkan protokol kesehatan dengan ketat untuk siswa yang mengikuti ujian sekolah. Dari 662 siswa, terdapat 14 ruangan yang digunakan untuk ujian sekolah, setiap ruangan hanya akan diisi 16 siswa.