Pasar Tradisional Cepogo Tak Kurangi Dampak Kemacetan SSB Akibat Bongkar Muat Pasar Sayur

Aktivitas bongkar muat pasar sayur Cepogo. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Setiap pasaran Paing, kemacetan panjang mengular di jalur Solo Selo Borobudur (SSB), tepatnya kawasan Pasar Sayur Cepogo. Kemacetan ini merupakan dampak aktifitas bongkar muat pedagang sayur.

“Meskipun Pasar Tradisional Cepogo sudah direlokasi ternyata tidak berdampak sama sekali, saat mendekati pasar tiap pasaran Paing selalu terjadi kemacetan panjang,” ujar Suranto warga Cepogo.

Dia menyebut setiap hari melewati jalur SSB ini. Dia yang bekerja di Boyolali Kota itu kerap terjebak antrian panjang. “Kalau pas paing harus mau bersabar. Karena kendaraan dari lawan arah juga banyak,” tambahnya.

Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Boyolali, membenarkan hal itu. Kemacetan arus lalu lintas tak bisa dihindarkan saat aktifitas bongkar muat di pasar Sayur Cepogo.

Atas kondisi tersebut, Pemerintah kabupaten (Pemkab) Boyolali melalui Disdagperin akan memperluas pasar Sayur Cepogo ini. “ Pasar kami perluas ke selatan yakni menggunakan sebagian lahan bekas pasar tradisional yang telah pindah,” ujarnya.

Selain memperluas pasar Sayur, jalan depan pasar Sayur Cepogo ini juga akan diperlebar lagi. Hal itu untuk mencegah antrian kendaraan yang akan masuk atau keluar pasar. “ Kami bangun satu los pasar Sayur yang berkururan besar dan lebarkan jalan. Anggarannya sekitar 980an juta,” ujarnya.

Anggaran tersebut sudah termasuk untuk pembangunan lahan parkir Pasar. Karena memang, kondisi parkir pasar Cepogo saat ini kurang memadahi. “ Karena transaksi sayur saat ini banyak yang dari mobil ke mobil. Tidak dari mobil diturunkan dulu baru dinaikkan lagi,” jelasnya.

Pihaknya berharap perluasan pasar sayur Cepogo ini bisa selesai tahun ini. Sehingga kemacetan atau arus lalu lintas di depan pasar Sayur Cepogo ini dapat segera lancar.