Penambang Pasir Manual Meninggal Tertimpa Material Longsoran Tebing 5 Meter

Lokasi longsor tempat penambang pasir manual meninggal dunia. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Seorang penambang pasir manual meninggal dunia tertimpa material longsoran tebing setinggi 5 meter di kawasan aliran Kali Apu, Kecamatan Selo. Peristiwa itu menimpa Sumari (29) warga Tlogolele, Kecamatan Selo yang terjadi pada Rabu (25/11/2020) sekitar pukul 9.30 WIB.

Danramil Selo, Kapten inf Tony Hidayanto saat dihubungi membenarkan, bahwa telah terjadi peristiwa orang meninggal dunia akibat tertimpa longsoran material pasir di lokasi galian C aliran Kali Apu, Klakah ngisor Kecamatan Selo.

“Iya benar, korban melakukan penambangan sendiri di lahan miliknya sendiri,” katanya.
Menurut Tony, meski status Merapi siaga, namun warga sekitar masih melakukan aktifitas penambangan secara manual di kawasan Kali Apu. Seperti halnya korban bersama beberapa warga lain, seperti Slamet, Giyono, dan Sidin, warga setempat.

Sementara, selama ini korban diketahui selalu melakukan penambangan material pasir sendiri di lahan milik sendiri, sedangkan beberapa rekannya melakukan penambangan dengan jarak yang tak begitu jauh. “Penambang lain ya sekitar 5-6meter dari lokasi korban,” katanya.

Pada saat korban melakukan pengikisan tebing Kali Apu, tanpa diduga pada sekitar pukul 09.30 WIB mendadak tebing setinggi 5 meter tersebut longsor dan menimbun korban. Korban yang saat itu yang berada dibawahnya tak sempat menyelamatakan diri.

“Dari keterangan para saksi, tiba tiba terdengar suara gemuruh longsornya tebing diikuti teriakan minta tolong,” kata Tony.

Mengetahui kejadian itu, rekan-rekannya sesama penambang segera melakukan pertolongan, dan membawa korban pulang. “Saat ditolong oleh rekan-rekannya sesama penambang, korban masih dalam keadaan sadar. Namun saat tiba dirumahnya, korban sudah meninggal dunia,” katanya.

Korban mengalami luka-luka yang cukup parah pada sekujur tubuhnya. Mulai dari kaki kanan, paha dan tulang belakangnya geser.

Tony menambahkan lokasi penambangan yang merenggut korban jiwa ini bukan di kawasan Rawan Bencana (KRB) III atau maksimal 5 kilometer dari Puncak Merapi. Namun karena berada di aliran Kali Apu. “Kejadian itu sekitar 7-8 kilometer dari Puncak Merapi, Meski demikian lokasi itu termasuk rawan, apalagi kalau pagi harinya hujan,” katanya.

Terkait kejadian itu, jajaran Koramil bersama Polsek Selo tak henti-hentinya meminta kepada masyarakat untuk tak menambang dulu mengingat kondisi Merapi saat ini. “Masyarakat masih banyak yang nekat menambang. Kami juga telah memasang spanduk himbauan, tapi seringkali hilang,” tambahnya.

Sementara itu, Kapolsek Selo, AKP Maryanto menambahkan penyelidikan kasus tewasnya penambang tradisional telah dilakukan. Diduga korban meninggal akibat kecelakaan kerja.

Untuk itu pihaknya mengimbau kepada masyarakat setempat untuk tak melakukan penambangan terlebih dahulu mengingat aktifitas Merapi yang berada di level III. “ Sejak ditetapkan status siaga, kami terus mengimbau kepada masyarakat untuk tak melakukan aktifitas penambangan material pasir. Baik yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) 3 maupun diluar KRB,” katanya.