Kronologi Penanganan Klaster Penularan Covid di BMT Tumang

Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S Survivalina. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUSJATENG – BOYOLALI – Penanganan klaster penularan Covid-19 di BMT Tumang yang mengakibatkan salah satu pengelolanya meninggal dunia diungkapkan Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S Survivalina. Dikatakan, klaster tersebut merupakan salah satu dari 22 klaster Covid-19 di Boyolali.

Adapun temuan kasus COVID-19 di BMT ini, berawal dari notifikasi kasus dari rumah sakit dr Moewardi Surakarta, jika ada pasien positif. Pasien tersebut berinisial AZ warga Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali.

“Kemudian kita lakukan tracing kontak erat, itu ditemukan anggota keluarganya kita periksa ternyata ada yang positif. Dari situ juga kita tracing ke tempat kerjanya, ternyata ditempat kerja juga ada beberapa yang positif, kemudian di lingkungannya, lingkungan sosialnya ternyata juga ditemukan ada yang positif,”katanya.

Namun, mereka dinyatakan sembuh setelah menjalani isolasi dan dua kali pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) memperlihatkan hasil negatif virus corona. Pihaknya pun menyambut positif upaya dan peran serta seluruh pengelola BMT Tumang mengatasi munculnya klaster BMT Tumang tersebut.

“Kejadian itu tak perlu dijadikan kepanikan. Yang terpenting, bagaimana segera dilakukan upaya untuk mengatasi masalah yang muncul,” katanya.

Senada, Ketua Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT Tumang, Dwi Rochmiathy meninta agar seluruh anggota tidak perlu panik. Apalagi, pengelola juga sudah menerapkan protokol kesehatan terkait antisipasi penularan Covid-19 tersebut. Hal itu berlaku di Kantor Pusat dan seluruh Kantor Cabang di Jateng, DIY dan Jatim. Seperti, pengecekan suhu badan kepada setiap orang yang masuk area BMT Tumang. Pengelola, anggota dan tamu juga wajib mencuci tangan menggunakan sabun atau membasuh pakai hand sanitizer.

“Juga dilakukan desinfeksi kantor secara berkala serta pengurangan jam kerja bagi karyawan divisi tertentu. Kami jamin pelayanan kepada anggota berjalan normal dan lancar sesuai protokol kesehatan,” katanya.

Pihaknya juga menyatakan telah mendistribusikan 887 paket beras untuk masyarakat yang terdampak Covid 19 di sekitar kantor cabang yang meliputi wilayah Jateng, DIY dan Jatim.

“Program ini akan terus bergulir hingga akhir pandemi,” ujarnya.

Adapun terkait terpaparnya salah satu pengelola, Dwi mengatakan AZ alias ABZ, salah satu pengelola tidak masuk kantor sejak 9 Juli 2020 karena sakit.

Lalu, pada 23 Juli, dari hasil swab, dia dinyatakan positif Covid-19 dan dirawat di rumah sakit di Solo. Sehingga, semua yang pernah dikunjungi AZ dari tanggal 16 Juli termasuk pengelola masuk daftar tracing.

“Dari jumlah tracing sebanyak 75 orang, 67 diantaranya negative dan 8 orang positif. Namun, kini ke-8 pengelola sudah sembuh semua. Maka kami bersyukur bahwa kasus ini berhasil tertangani dengan baik,” pungkasnya.