Akhirnya, 7 Anggota TRC BPBD Boyolali Sembuh dari Covid

7 orang anggota Tim Reaksi Cepat TRC Badan Penanggulangan Bencana daerah Boyolali akhirnya dinyatakan sembuh dari covid. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUSJATENG – BOYOLALI – Sebanyak 7 orang anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Boyolali akhirnya dinyatakan sembuh, Rabu (19/08) malam. Kendati dinyatakan sembuh setelah tiga hari dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Darurat Covid-19 Boyolali, mereka tetap harus menjalani isolasi mandiri di Wisma Jelok Indah, Desa Jelok, Kecamatan Cepogo.

Kabar tersebut diungkapkan anggota Satgas Covid-19 Kabupaten Boyolali, Insan Adi Asmono, Kamis pagi (20/08/2020) usai penjemputan ke 7 anggota TRC di RSDC Boyolali. Kamis (20/8/2020).

“Karena pemukiman mereka dan kantor BPBD masih diisolasi. Rencana kami isolasi ( 7 TRC BPBD) selama 7 hari atau sampai hasil swab temen-temen yang lain (Kontak erat) keluar negatif,” kata Insan.

Pihaknya berharap semoga seluruh kontak erat 7 anggota TRC BPDB Boyolali nanti negatif. Sehingga garda terdepan penanganan bencana ini bisa beraktifitas normal kembali.

Sementara itu, penanggung jawab RSD Covid-19 Boyolali, dr. Nugroho menyatakan ketujuh anggota TRC BPBD Boyolali dirawat sejak Senin (17/08/2020). Setelah dirawat selama tiga hari, pihaknya melakukan swab evaluasi.

“Tujuh pasien sembuh tersebut dari hasil swab evaluasi sudah negatif Covid-19,” katanya.
Salah satu pasien, WY mengatakan sebelum diisolasi di RSDC, sebenarnya dia dan keenam kawannya sudah melakukan isolasi mandiri selama 8 hari.

“Sekarang diisolasi lagi di wisma jelok sembari menunggu hasil swab teman-teman yang lain keluar,” ujarnya.

Adapun perkembangan Covid-19 di Kabupaten Boyolali terkait penambahan kasus konfirmasi yang sebelumnya yakni kasus suspek 92, kasus Discarded 1.356, kasus Probabel 59, dan kasus konfirmasi 289.

“Untuk kasus konfirmasi positif sampai hari Rabu (19/8/2020) sudah 289 kasus. Dengan rincian 47 kasus dalam kondisi dirawat, 4 kasus isolasi mandiri, 223 selesai isolasi, 15 kasus meninggal dunia,” ungkap Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S. Survivalina.

Sebanyak 289 kasus positif tersebut berasal dari 22 klaster yang mendominasi.

“Hasil tracing terhadap kasus positif Covid-19 oleh tim, sampai saat ini di Kabupaten Boyolali, sudah bisa kita identifikasi ada 21 klaster,” katanya.

Diantaranya ada klaster yang statusnya sudah berhenti seperti klaster Pasar Peterongan sebanyak 22; klaster Lamaran di Desa Gondangslamet, Kecamatan Ampel sebanyak 20 kasus positif; klaster Merti Desa di Desa Kalangan, Kecamatan Klego sebanyak 10 kasus.

Namun, ada beberapa klaster yang masih berlangsung penyebarannya. Antara lain klaster Lembaga Keuangan Syariah di Kabupaten Boyolali, klaster sosialita, klaster Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, dan klaster tenaga kesehatan (nakes) Rumah Sakit dr. Moewardi (RSDM) Surakarta.