Peternak Ayam Terancam Bangkrut

Peternakan ayam. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUSJATENG – BOYOLALI – Para peternak ayam di kawasan Boyolali terancam bangkrut lanaran harga ayam potong anjlok hingga 50 persen. Mereka tidak bisa menjual ayam lebih dari seharga Rp 14ribu perkilogramnya, itupun peternak harus menjual secara eceran.

Sebelumnya, harga ayam potong Rp 28 ribu sampai Rp 32 ribu per kilogram. Namun, harga itu terus menurun akibat dampak dari virus Corona.

“Kalau pekan lalu masih bisa dengan harga Rp 28ribu perkilogramnya, sekarang sudah tidak bisa. Sekarang hanya bisa jual eceran harganya pun tidak lebih dari Rp 13ribu perkilogramnya,” kata Marjiyanto (45) salah satu peternak di wilayah Kecamatan Musuk, Kamis (16/4/2020).

Menurut Marjiyanto, kondisi tersebut dikarenakan minat beli dari masyarakat yang turun akibat penyebaran virus corona yang saat ini masih berlangsung. Bahkan, Marjiyanto menandaskan mereka saat ini juga mengalami kesusahan untuk menjual ayam meski pun harganya telah turun di pasaran.

“Biasanya menjelang puasa harganya sekitar Rp30ribu perkilogramnya. Ditambah banyak daerah tujuan pengiriman ayam memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berkala Besar) sehingga peternak tidak bisa mengirim dengan jumlah besar,” ujarnya.

Saat ini peternak haya bisa pasrah dengan keadaan, dan membiarkan ayam-ayam yang sudah memasuki waktu potong hanya di biarkan dikandang. Hal ini juga menambah biaya pakan ternak.

“Selain harga anjlok, kami juga dirugikan dengan biaya pakan yang terus melonjak,” katanya.

Peternak lainnya, Budi Susanto menambahkan, ayam-ayam yang sudah masuk potong, terpaksa dijual secara eceran kepada masyarakat langsung. Ada yang kemudian dijual kepada konsumen dan ada juga yang dijual dalam kondisi bersih siap masak.

“Minat beli masyarakat sudah turun, karena wabah corona yang sudah meluas,” katanya.

Para peternak menurut Marjiyanto dan Budi hanya dapat berharap wabah virus corona segera berakhir, dan Pemerintah bisa memberikan solusi, salah satunya pemerintah dapat mengambil langkah dengan memberikan subsidi kepada mereka, agar harga jual dapat kembali normal.