FOKUS JATENG-BOYOLALI-Musim kemarau sangat dirasakan warga Boyolali, khususnya di wilayah utara. Sebab mereka mengalami krisis air bersih berkepanjangan. Seperti warga Dusun Kliyo, Desa Bojong, Kecamatan Wonosegoro, ini.
Untuk mencukupi kebutuhan air bersih sehari-hari, mereka terpaksa memanfaatkan sisa-sisa air di sungai yang sudah mengering. “Caranya dengan membuat lubang di dasar sungai. Setelah keluar air, lalu diambil dan dibawa pulang. Namun air harus diendapkan dulu agar kotorannya terpisah,” ujar Kades Bojong, Gatot Madyo, Jumat 20 September 2019.
Program pamsimas di desa setempat tidak jalan karena tidak ada sumber air. “Kalau tak ada hujan dua bulan saja, pasti warga kami kesulitan air bersih. Ini sudah berlangsung sejak dulu,” tuturnya.
Penderitaan warga ini sedikit ringan lantaran kedatangan bantuan air bersih dari Fraksi PDIP DPRD Boyolali. Total sebanyak 40 tangki air bersih diperbantukan kepada warga. “Memang bantuan air bersih juga ada dari Pemkab Boyolali, namun hanya satu tangki setiap 10 hari sekali. Jelas tidak cukup,” katanya.
Terkait bantuan air bersih tersebut, Ketua FPDIP DPRD Boyolali Marsono mengungkapkan, bantuan dimaksudkan untuk meringankan beban masyarakat. Mengingat, di musim kemarau panjang saat ini, masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih. “Mudah- mudahan bantuan air bersih 40 tangki ini bisa mengurangi beban warga,” terang dia.
Pihaknya juga bakal mengawal dan memperjungkan program pengadaan air bersih di wilayah rawan air bersih di musim kemarau. Yaitu, melalui usulan pendanaan baik untuk pompa air maupun program sumur dalam. “Kami terus mengkaji kemungkinan pembuatan sumur dalam di wilayah Desa Bojong dan desa lain di wilayah Boyolali bagian utara. Tentu dilakukan secara bertahap,” ujarnya.
Sri Sukarti (49), salah satu warga menyambut gembira dengan adanya bantuan tersebut. Dia biasa mengambil air dari sungai yang berjarak 3 km dari rumahnya. Caranya dengan membuat lubang di dasar sungai. Kalau membeli, biasanya dengan harga Rp 300.000/tangki.
Ketua Pelaksana Harian BPBD Boyolali, Bambang Sinungharjo menyambut positif bantuan air bersih dari kelompok masyarakat dan relawan. Diakui, masih banyak masyarakat membutuhkan air bersih di tengah musim kemarau panjang tahun ini.