Umat Hindu Boyolali Jalani Ritual Mendhak Tirta di Umbul Guyangan Sambut Nyepi 1941 Saka

Umat Hindu Boyolali menggelar Mendhak Tirta di Pura Bhuana Suci Saraswati Ngaru-aru Banyudono, Boyolali, Sabtu 2 Maret 2019. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Sudah menjadi tuntunan umat Hindu dari Boyolali dan daerah sekitar, untuk menyambut Nyepi diawali dengan prosesi Mendhak Tirta pada Sabtu (2/3). Tradisi yang biasa disebut Melasti ini digelar dalam menyambut Hari Raya Nyepi Tahun 1941 Saka. Ritual Mendhak Tirta merupakan rangkaian pengambilan air suci yang dilakukan sebelum perayaan Nyepi yang jatuh pada Kamis (7/3) mendatang.

Acara diawali dari Pura Bhuana Suci Saraswati, Ngaru-Aru Banyudono menuju lokasi pengambilan air suci di umbul Guyangan di Dukuh Karangduwet; Desa Bendan yang berjarak sekitar satu kilometer dengan prosesi kirab. Upacara Mendhak Tirta merupakan suatu upacara pengambilan Tirta Amerta atau air kehidupan yang akan digunakan untuk penyucian umat pada saat Nyepi.

Kirab dilepas Camat Banyudono, Agus Darmawan dengan diiringi tabuhan gamelan khas Pulau Dewata dan sesaji serta gunungan yang berisi makanan dan hasil bumi.

Tiba di lokasi pengambilan air suci, umat Hindu melakukan sembahyang terlebih dahulu dalam suasana guyuran hujan lebat. Usai sembahyang dilanjutkan dengan prosesi pengambilan air suci di umbul setempat menggunakan wadah dari pipa paralon. Seusai pengambilan air suci ratusan warga berebut sesaji dan gunungan yg berisi buah buahan dan hasil bumi.

Pengurus Parisade Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Boyolali, Sutarto menjelaskan Mendhak Tirta di Boyolali mengambil air dari umbul karena tidak ada lautan.

“Karena Kabupaten Boyolali tidak ada lautan, maka Mendhak Tirta ini dilaksanakan di mata air terdekat. Kebetulan menurut penilaian kami umbul Karangduwet inilah kami anggap sebagai umbul yang sakral. Dimana vibrasi dan  getaran spiritual sangat kuat sekali,” jelas Sutarto yang juga seorang pinandita ini.

Sehingga dengan pengambilan air suci ini sebagai sarana upacara Tawur Agung Kesanga. Selanjutnya pihaknya berharap mampu membawa kedamaian dan keselamatan masyarakat di bumi.

“Ritual pengambilan air suci dipakai sebagai sarana melaksanakan upacara Tawur Agung Sasi Kesanga yang secara nasional dilaksanakan di Candi Prambanan. Selanjutnya ketika kami masuk dalam dunia penyepian, masuk dalam meditasi dan yoga saat Brata Penyepian segala kotoran noda dan dosa dan dilukad dengan pelaksanaan Mendak Tirta dan disirati dengan tirta suci yang kita ambil dari tempat ini,” tandasnya.