Mabes Polri Turun Gunung ke Pondok Pesantren di Sragen, Ini Tujuannya

Tim Mabes Polri mengunjungi Ponpes An Najah Gondang, Sragen, Rabu 13 Februari 2019. (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-SRAGEN-Mabes Polri turun gunung menyambangi pondok pesantren (ponpes) di wilayah Sragen Rabu 13 Februari 2019. Kedatangan tim Mabes Polri ini menggandeng para santri ponpes untuk ikut menjaga kondusifitas memasuki tahun politik.

Misalnya ikut menangkal berita-berita bohong atau hoax yang menjadi fitnah dan sebagainya. Sehingga sangat meresahan masyarakat. Kunjungan tim kali ini mendatangi Ponpes An Najah Kecamatan Gondang.

Di hadapan ratusan santri, personel dari Mabes Polri memberikan pengarahan dan sosialisasi bahaya berita hoax yang akhir-akhir ini banyak beredar di dunia maya. Selain mengajak memerangi berita hoax, para santri ponpes bersama pengasuh ponpes bersama-sama melakukan deklarasi bersama.

Deklarasi ini yakni “Kami keluarga besar An Najah menyatakan,

1. Mendukung pemerintah dalam rangka menyukseskan pemilu 2019.

2. Siap menjaga keamanan dan ketertipan demi keutuhan NKRI.

3. Menolak adanya pengunaan ujaran kebencian dan hoax dalam pilres 2019.

4. Mendukung Polri dalam menjaga dan jamin rasa aman dan tentram bermasyarakat.”

Tidak hanya deklarasi saja, para santri dan pengurus ponpes juga menbentangkan spanduk yang bertuliskan “Kami mendukung Polri memelihara stabilitas kamtibmas demi terwujudnya pileg dan pilres 2019 yang aman dan damai“.

Sementara itu, Pimpinan Ponpes An Najah KH. Minanul Azis menjelaskan bahwa pihaknya sangat mendukung sekali program kegiatan yang dilakukan oleh Mabes Polri. Dengan program tersebut para santri bisa bertambah wawasan dan bisa membedakan mana berita yang benar atau berita bohong (hoax).

“Kegiatan ini sangat positif sekali, agar anak-anak di sini juga bisa hati-hati dalam menggunakan ponsel walaupun anak-anak di sini tidak boleh membawa. Tapi saya yakin kalau pulang ke rumah anak-anak pasti juga akan menggunakan. Itu bisa sangat berbahaya jika tidak mengerti tentang penggunaan ponsel,” jelasnya.

Pihaknya juga sangat mendukung program memerangi berita hoax dan ujaran kebencian. Selain itu memasuki tahun politik, pihaknya juga berpesan pada seluruh warga Sragen agar tetap rukun dan damai meskipun beda pilihan.

“Kami juga sudah menyampaikan pada tokoh-tokoh umat Islam dan tokoh masyarakat bahwa pemilihan harus berjalan dengan baik. Apa pun pilihannya beda pilihan tidak masalah yang penting semua kita rukun demi kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menghadiri pengajian khataman Alquran dan haul Ponpes An Najah Sabtu 14 Juli 2018. Jokowi menitip pesan pada seluruh santri dan masyarakat yang hadir bahwa Indonesia negara besar dengan penduduk muslim terbesar.

Penduduk saat ini diisi beragam suku dan bangsa yang menjadi anugerah yang harus disyukuri. “Saya pernah dari Banda Aceh sampai Wamena 9 jam 15 menit. Di eropa sama melewati 8 negara dari London sampai Istanbul Turki, ” kata dia.

Dia menyampaikan Suku di Singapura hanya 4. Sedangkan Indonesia ada 714 suku yang beragam. “Mari kita jaga ukhwah Islamiah, kerukunan kita, jangan sampai pilihan bupati, walikota, Presiden, kita tidak saling sampa antar tetangga, antar kampung, antar teman,” katanya.