Pembuatan Menara Jagung Gandeng Pengrajin Tembaga Tumang

Pemasangan replika jagung raksasa di kompleks Pemkab Boyolali, Kamis 13 Desember 2018. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Menara Jagung yang selama ini berdiri kokoh di Pertigaan Jalan Soedirman di Kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Boyolali sebentar lagi akan mengalami perubahan yang cukup signifikan. Seperti diketahui bahwa Menara Jagung yang dulu berbahan dasar jagung asli memiliki daya tahan yang kurang memadai.

Akhirnya, melalui beberapa pertimbangan, maka didirikan menara pengganti yang berbahan dasar tembaga agar lebih tahan lama. Seperti yang terlihat pada Rabu (12/12) siang, terlihat para pekerja yang sedang merangkai jagung raksasa untuk mengenang gelaran Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-36 pada Oktober 2016 lalu.

Menggandeng pengrajin dari Tumang, CV. Zigma Boyolali selaku penyedia proyek mewujudkan menara jagung berbahan tembaga tersebut. Hal tersebut sebagai upaya untuk lebih mengenalkan kerajinan tembaga asli Tumang; Kecamatan Cepogo yang sudah dikenal masyarakat luas, sehingga salah satu upayanya yakni dengan membuat ikon Menara Jagung dari tembaga Tumang tanpa mengubah ketinggian menara sebelumnya.

“Bedanya material diganti dari tembaga biar lama, dari sisi elegan lebih mewah. Dan juga memamerkan produk unggulan dari Boyolali khususnya tumang. Karena Tumang sebagai pnegrajin dan penghasil tembaga yang sudah terkenal,” jelas karywan CV Zigma Boyolali, Untung Setiyasa Bayu Purnama di lokasi pengerjaan.

Ditambahkan olehnya, proses pengerjaan selama 1,5 bulan ini dikerjakan di showroom pengrajin tembaga Tumang, sehingga kini tinggal tahap perakitan dan pemasangan.

“Tembaga semua, jadi kulit luarnya jagung dan daun dari tembaga semua. Untuk rangka dalam ada dari besi dan pipa besi. Kami yakin tanggal 15 Desember besok sudah selesai,” jelasnya.

Sementara itu Agus Susilo selaku pengrajin tembaga yang dipercaya mengejakan pembuatan menara jagung ini mengatakan bahwa pihaknya selalu siap untuk mengerjakan salah satu ikon kebanggan warga Boyolali ini. Mengandalkan tenaga 20 orang yang terbagi di dalam rangka yakni tiga segmen dan bagian jagung ada enam segmen, diharapkan pengerjaan monumen seberat sekitar 3 ton ini akan selesai tepat waktu.

“Untuk ikon Boyolali saya selalu siap. Bangga karena Tumang juga khas Boyolal ,” ungkapnya.