Nestapa Tutiah, Janda Renta Hidup Sebatang Kara di Sumberlawang Sragen Jawa Tengah

Tutiah hdiup sebatang kara di gubuk reyot. (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-SRAGEN-Nestapa mbah Tutiah ( 79 ) Warga Dukuh Gunungsari RT 33, Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Janda renta ini hidup sebatang kara di gubug reyot yang terbuat dari anyaman bambu dan atap serta tiang rumah yang terbuat dari bambu yang mulai rapuh.

Tutiah, sehari – hari mengantungkan hidupnya dari bekerja serabutan di tetangga setempat sebagai kuli cuci baju dan bersih – bersih rumah, pekerjaan tutiah inilah setiap hari dirinya kerjakan demi mendapatkan uang sebesar Rp.10000 ( sepuluh ribu rupiah ). Bahkan sehari – hari untuk makan dan minum tutiah harus meminta – minta kepada tetangga sekitar rumah dirinya.

Rumah dengan ukuran kurang lebih lebar 4 Meter dan Panjang 12 Meter ini digunakan untuk berlindung dari panas dan hujan, Tutiah yang tidak memiliki anak dan saudra ini berharap ada uluran tangan yang sudi membantu dirinya mendapat tempat tinggal yang layak pada usia yang sudah tidak muda lagi .

Pada Fokusjateng.com, Tutiah menyampaikan bahwa kondisi gubug tua miliknya ketika hujan seperti ini sering sekali bocor dan terasa pengap. “ Ya mau kemana lagi mas memang keadaan saya seperti ini tidak punya apa – apa, ini rumah bikin sendiri dari uang buruh cuci baju tetangga, kalo hujan sering sekali bocor,” Kata Dia

Dirinya juga menunjukan beberapa indetitas dan beberapa kartu dari pemerintah, serperti Kartu Indonesia Sehat ( KIS ), Kartu Keluarga Sejahtera ( KKS ), Kartu Perlindungan Sosial ( KPS ), KTP. Namum dirinya mengatakan bahwa dirinya tidak mengerti apa kegunaan kartu – kartu tersebut. “ Tidak tau kegunaan kartu – kartu itu mas, ya saya taunya kalo sakit berobat ke dokter bawa uang sendiri dan kalo makan ya minta ke tetangga, ya semoga saja saya selalu di berikan kesehatan meski saya tidak punya anak dan saudara,” keluhnya.

Sementara itu, mantan Kades Desa Pendem Hardiyana saat berkunjung dirumah mbah Tutiah juga akan musywarah dengan pemerintah desa untuk bedah rumah dan bantuan sembako. “ Meski simbah tutik sudah mendapat bantuan raskin, kartu perlindungan sosial, kartu keluarga sejahtera kartu indonesia sehat dari pemerintah pusat, nanti akan terus di urus hak – haknya sebagai masyarakat miskin,” kata dia.