Harga Telur Ayam di Pasaran di Wilayah Boyolali Meroket, Ini Penyebabnya

Harga telur ayam di wilayah Boyolali mengalami kenaikan. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Permintaan telur ayam di pasaran wilayah Boyolali mengalami peningkatan siginifikan. Kondisi ini memaksa harga telur ikut meroket. Selain permintaan tinggi, penyebab harga telur naik juga karena harga pakan ayam petelur naik.

Seperti halnya di Pasar Induk Boyolali Kota. Sejak sepekan lalu, harga telur dipasaran mulai merangkak naik. Secara bertahap harga telur yang semula berkisar antara Rp 17-19 ribu perkilogramnya, kini menjadi Rp 24 ribu perkilogramnya.

Diperkirakan harga telur akan terus merangkak naik hingga perayaan Natal dan tahun baru nanti.
Kenaikan harga bahan pangan juga terjadi pada beras. Hampir semua jenis beras mengalami kenaikan. Tapi kenaikan kali ini tak terlalu signifikan. Rata-rata, kenaikan beras perkilogram mencapai Rp 500.

Etik, 38, pedagang sembako di pasar Boyolali Kota mengatakan kenaikan harga sejumlah bahan pokok ini terjadi sejak awal bulan ini. Kenaikan harga telur ayam ini disebabkan harga jual dari peternak sudah tinggi.

“Kenaikannya bertahap. Tidak secara langsung melambung tinggi hingga mencapai harga sekarang ini,” tuturnya Senin 10 Desember 2018.

Darojat, salah seorang peternak ayam Layer dari Desa Canden, Kecamatan Sambi mengatakan sejak dua pekan ini harga telur mulai merangkak naik. “Dari tujuh belas ribu menjadi delapan belas, sembilan belas dan hari ini menjadi dua puluh dua,” kata dia.

Menurutnya, naiknya harga telur ini disebabkan banyak permintaan masyarakat jelang tahun baru . Banyak masyarakat juga yang menggelar hajatan. Harga pakan yang terus mengalami kenaikan juga menjadi penyebab utama kenaikan harga jual telur ini.

“Saat natal nanti nanti, diperkirakan kebutuhan telur semakin meningkat,” katanya.

Dia juga menyebut harga jual telur yang sebelumnya sempat jatuh membikin sejumlah peternak kelabakan. Bahkan ada juga Peternak mengalami kerugian besar dan sulit untuk terus bertahan karena kekurangan modal.