Ingin Cari Lowongan Kerja? PAN Brothers Boyolali Kekurangan 4 Ribu Tenaga Kerja

PT PAN Brohters kekurangan tenaga kerja ribuan orang. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Ekspansi PT PAN Brothers Tbk ke Boyolali hingga saat ini telah membangun tiga perusahaan dengan enam pabrik. Tiga kecamatan di Boyolali menjadi lokasi perusahaan pemasok apparel (pakaian jadi) dengan berbagai merk seperti Salomon, The North Face, Adidas, Uniqlo dan lain sebagainya ini yakni Kecamatan Mojosongo, Klego dan Sambi.
Selain di Boyolali, grup perusahaan berada di berbagai daerah lain di Jawa Tengah seperti Sragen, Demak dan Ungaran hingga Bandung, Tasikmalaya; Jawa Barat. Dari perusahaan di Boyolali membutuhkan sebanyak 25 ribu tenaga kerja dan saat ini baru terpenuhi 21 ribu. Karena kekurangan tersebut, perusahaan mencari tenaga kerja ke luar Jawa Tengah seperti wilayah Pacitan, Ponorogo. Sementara di daerah lain seperti Cilacap, Purworejo dan Kebumen.
 “Jadi kita kekurangan tenaga kerja masih ada 4 ribu untuk Boyolali saja,” terang General Manager HRM PT. Pan Brothers Tbk, Nurdin Setiawan pada Jumat (30/11) di ruang kerjanya green office Desa Butuh, Kecamatan Mojosongo.
Berbagai langkah dilakukan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja. Salah satunya dengan sistem direct of hunting candidate(DOHC). Sistem ini dilakukan hingga ke pelosok daerah. Bahkan hingga bekerjasama dengan seluruh kecamatan dan Desa di Kabupaten Boyolali.
“Di pelosok ada RDA [recruitment development ambassador] yang bertugas untuk mensosialisasikan tentang eksistensi PAN Brothers, khususnya di 19 kecamatan di Boyolali. Selain itu juga menyampaikan tentang kebutuhan tenaga kerja di PAN Brothers,” imbuh Nurdin.
Selain itu pihaknya juga membuat Rumah Ayo Kerja (RAK) yang bekerjasama dengan karang taruna atau tokoh masyarakat. Melalui program tersebut jika ada yang mau melamar ke PAN Brothers bisa melalui RAK.
“Satu lagi dengan sistem RSTS (road show to school). Kami sudah melakukan MoU dengan 71 SMA/SMK di Boyolali. Ada 3 hal yang kita sepakati yakni tentang penyaluran lulusan sekolah, pemberian CSR beasiswa untuk 1000 siswa SMA/SMK se Jawa Tengah dengan nilai Rp 2 miliar per tahun dan yang ketiga tentang pelatihan budaya kerja. Jadi ketika nanti lulusan sekolah ini masuk dunia indusrtri sudah terbiasa dengan budaya kerja,” terangnya.
Dari sekian banyak tenaga kerja yang dibutuhkan paling banyak berada pada posisi operator pada usia antara 18 hingga 30 tahun mengingat perusahaannya masuk kategori padat karya. Namun pihaknya tidak menutup kemungkinan pada posisi lain seperti bagian gudang, quality control dan mekanik.
Lebih lanjut Nurdin menjelaskan karyawan di perusahaannya akan memperoleh upah dan fasilitas lain sesuai aturan.
“Upah dan fasilitas karyawan akan diberikan secara normatif menyesuaikan UMK [upah Minimum Kabupaten], ada insentif kehadiran, insentif target, lembur yang secara normatif maksimum 3 jam, hingga BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan kita ikutkan,” tegasnya.
Sementara mengenai iklim investasi di Kota Susu, Nurdin menyampaikan Boyolali sangat mendukung kegiatan perusahaannya. Selain wilayah yang strategis dekat dengan tiga bandara yakni bandara Adi Sumarmo Boyolali, Ahmad Yani Semarang dan Adi Sucipto Yogyakarta juga akses dengan pelabuhan Tanjung Emas Semarang mendukung kegiatan ekspor impor. Selain berbagai sarana juga sudah mendukung, hingga komunikasi antara pemerintah, perusahaan dan serikat pekerja sangat bagus.
“Kemudian dukungan pemerintah dalam hal perijinan, penyediaan lahan untuk industri itu masih terbuka. Masih banyak lahan dan banyak pilihan,” terangnya.
Meski begitu pihaknya mengharapkan bantuan pemerintah dalam hal pasokan tenaga listrik dan ketersediaan sumber daya air yang sangat diperlukan perusahaan.