FOKUS JATENG-BOYOLALI-Kecelakaan maut yang menewaskan tujuh penumpang di simpang tiga Wika Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah. Maka, di lokasi tersebut dipasang pita kejut Kamis 1 November 2018.
Upaya ini sebagai bentuk menekan angka kecelakaan di jalan nasional tersebut. Seperti yang terlihat pekerja lepas tengah memasang pita kejut rangkap tiga. Pemasangan ini di lajur utara untuk arus lalu lintas dari Semarang maupun dari arah Solo. “Pemasangan pita kejut ini bagian dari upaya mengantisipasi terjadinya kecelakaan di pertigaan Wika ini,” jelasSugiman, petugas PPK Sruwen- Kartasura- Prambanan jalan nasional.
Dia berharap pemasangan pita kejut ini bisa dijadikan peringatan bagi pengguna jalan. Sebab bila melintasi pita kejut ini, maka pengguna jalan akan lebih hati-hati. Sedangkan median jalan yang sempat ditutup, pihaknya belum bisa memastikan dibuka kapan. “Kami masih koordinasi dengan Dinas Perhubungan Boyolali,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dishub Boyolali Untung Rahardjo mengaku, telah koordinasi dengan pihak-piihak terkait. Diantaranya, Balai Besar Jalan Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (DPU PR), Bina Marga Provinsi Jateng dan Polres Boyolali.
Hasilnya, median jalan dipertigaan antara jalan Solo-Semarang ke kawasan wisata Tlatar dan Kaliwungu, Kabupaten Semarang itu tetap akan dibuka. Hanya saja, ada hal-hal yang harus dipenuhi untuk keamanan pengguna jalan. “Pertama, harus ada penjaga atau petugas di pertigaan tersebut,” ujarnya.
Tujuannya, untuk mengatur aktifitas lalu -lalang kendaraan yang hendak menyeberang jalan nasional tersebut. Dengan adanya penjaga, maka resiko kecelakaan akibat penyeberangan dapat diminimalisir.
Kemudian, yang kedua, rambu-rambu lalu lintas sebagai peringatan kepada pengendara juga wajib terpasang. Pengendara dapat lebih waspada oleh bantuan rambu-rambu tersebut. Termasuk pemasangan pita kejut sebelum dan sesudah pertigaan.
“Pita kejut sangat penting untuk mengurangi kecepatan pengendara,” jelasnya. Pengendara jarak jauh yang tak kosentrasi akibat jenuh atau kelelahan dapat kembali bangkit dan kembali meningkatkan kesadarannya karena melewati pita kejut. Upaya lain, renovasi median yang berada di sekitar simpang tiga Wika.
Untung menambahkan, tak menutup kemungkinan pembukaan media jalan ini masih akan dilakukan kajian ulang. Apakah akan median jalan tetap dibuka dengan system seperti itu atau ditambah dengan traffic light.
“Kita lihat perkembangannya. Semoga kecelakaan kemarin, tak terjadi lagi,” ujarnya.
Seperti diberitakan, median jalan di pertigaan Wika, Kecamatan Mojosongo ditutup pasca kecelakaan maut yang menewaskan 7 orang pada Sabtu (13/10). Seluruh korban berada dalam mobil Isuzu Panther yang dihantam bus pariwisata.