Musim Kemarau Bikin Stok Air Embung Musuk Boyolali Ketir-Ketir

Kondisi Embung Musuk di Kecamatan Musuk, Boyolali, mulai mengering Minggu 28 Oktober 2018. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Musim kemarau masih berlangsung hingga akhir Oktober 2018. Kondisi ini berdampak pada persediaan air di Embung Musuk, Kecamatan Musuk, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu 28 Oktober 2018. Jika tidak segera turun hujan, maka diperkirakan airnya hanya cukup sampai pertengahan November 2018.

“Sesuai prediksi, jika tidak segera turun hujan maka air embung hanya cukup untuk pasokan hingga pertengahan bulan mendatang,” ujar Kabag Hubungan Langganan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Boyolali, Moelyadi.

Embung Musuk didesain terdiri dari dua buah embung yang saling berhubungan. Air dari embung di sisi barat, dialirkan ke dalam embung di sisi timur. Jika ada sedimentasi di bagian embung sisi timur, bisa dibuang dengan cara digelontor air pada awal musim hujan. Setelah diolah di unit pengolahan air, kemudian air dialirkan kepada para pelanggan.

“Sampai saat ini, air embung Musuk digunakan untuk melayani 15.000 pelanggan di wilayah Kecamatan Musuk dan Kecamatan Boyolali Kota,” jelas dia.

Air di embung tak mungkin dihabiskan, karena sebagian harus disisakan untuk pemeliharaan. Karena jika air dikuras habis, maka dasar dan dinding embung berpotensi rusak.  “Dalam kondisi penuh, debit air di embung tersebut mencapai 100.000 m3,” paparnya.

Hanya saja kini pihaknya terpaksa melakukan penghematan dengan mengurangi pemanfaatan air untuk memasok kebutuhan air bersih PDAM. Debit air yang keluar dikurangi menjadi 3 – 5 liter/ detik dari sebelumnya sebanyak 30 liter/ detik. Jika air embung masih tidak mencukupi, pihaknya siap mengoperasikan pompa air untuk menyedot air dari empat sumur dalam yang berada di wilayah Boyolali Kota dan Musuk milik PUDAM.