BUDAYA: Kecamatan Jatinom Klaten Gelar Festival Gejog Lesung Kali Pertama di Perayaan Ya-Qowiyyu 2018

Festival gejog lesung yang digelar dalam rangka perayaan Ya-Qowiyyu di Kecamatan Jatinom, Klaten, Senin 22 Oktober 2018. (Shinta Nurlita Rohmandani/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-KLATEN-Memperingati bulan Safar atau sering disebut Saparan, masyarakat Kecamatan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, menggelar perayaan tradisional Ya-Qowiyyu. Perayaan yang sering disebut sebar apem Jatinom ini berlangsung mulai tanggal 18 Oktober hingga 26 Oktober 2018.
Sedangkan pada Senin 22 Oktober 2018, tengah berlangsung festival gejog lesung di sepanjang Jalan Raya Jatinom mulai pukul 14.00 – 16.00 WIB. Festival ini diikuti empat kelompok gejog lesung. Yaitu perwakilan ibu-ibu dari Kecamatan Karanganom, Kecamatan Jatinom yang kebetulan sebagai tuan rumah, Kecamatan Polanharjo, dan Kecamatan Tulung.
Festival gejog lesung tahun ini merupakan satu di antara beberapa acara yang akan dilaksanakan pada perayaan tradisional Ya-Qowiyyu. Kegiatan ini merupakan kali pertama yang dilaksanakan pada tahun 2018. “Gejog lesung merupakan suatu tradisi nenek moyang zaman dulu untuk menumbuk beras dalam pembuatan bahan dasar apem, makanan khas Kecamatan Jatinom, khususnya,” ujar Sunarman, panitia kegiatan.
Tradisi festival gejog lesung, lanjut dia, juga sebagai sarana pelestarian tradisi maupun budaya Jawa yang sudah ada sejak dulu. Khususnya di Jatinom agar dapat terus mempertahankannya sekaligus memperkenalkan kepada generasi milenial saat ini. Terlebih juga di Kabupaten Klaten sangat ditekankan dalam pelestarian budaya tradisi yang ada.
Awal diadakannya festival gejog lesung tahun ini untuk mengisi kekosongan hari selama 18 Oktober-26 Oktober 2018. Di mana kegiatan masih dalam lingkup penampilan dan pengenalan tradisi budaya terdahulu.
“Dengan adanya serangkaian acara selama satu minggu ini dapat menjadi hiburan, menghilangkan rasa stress dan suntuk para pengunjung. Selain itu juga memberi informasi kepada masyarakat bahwa saparan bukan hanya sebar apem tetapi terdapat pertunjukan tradisi budaya lainnya,” katanya.