FOKUS JATENG-SRAGEN-Maraknya pembuatan sumur bor sibel di sejumlah wilayah di Sragen semakin meresahkan warga. Sebelumnya protes dilakukan warga Dusun Duwet, Desa Ngandul, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah di balaidesa setempat.
Kini giliran warga Dusun Karang, Desa Gading, Kecamatan Tanon, Sragen, yang mengeluhkan sumur panthek (bor sibel). Kekeringan air bersih sumur duduk (sumur timba) milik warga makin meluas.
Di wilayah Gading sendiri terdapat puluhan sumur bor sibel di sawah. Masing-masing sumur memiliki kapasitas mesin ukuran yang sangat besar dengan kedalaman 100 sampai 130 meter. Sumur seperti inilah yang membuat warga geram. Sedangkan sumur duduk milik warga hanya sekitar kedalaman 13 sampai 15 meter.
Kasno (30), Warga Dusun Karang RT 01 mengungkapkan, kekeringan melanda kampungnya baru tahun ini. Yakni sejak maraknya pembuatan sumur sibel besar-besaran di selatan kampung. “Seumur-umur baru tahun ini dusun kami kekeringan air sejak adanya sumur sibel di sawah,” keluhnya Selasa 11 September 2018.
Ancaman kekeringan setiap tahunya bakal dirasakan oleh warga Desa Gading jika petani tidak segera menghentikan pertambahan pembuatan sumur di sawah. Petani harusnya sadar dengan pembuatan sumur sibel, efeknya sangat besar di sumur warga.
“Kalau yang punya sibel tenang-tenang aja, gak kesulitan air. Kalau sumur di rumah habis bisa ambil ke sawah. Laha kalau warga yang hanya memiliki sumur duduk di rumah, kalau kering mau cari air kemana,” keluh dia.
Hal senada juga diungkapkan Wanto (23). Sumur sibel di sawah membuat kedua orang tua dirinya kesulitan air untuk masak, mencuci, mandi dan minum hewan ternak. “Sawahnya makmur desanya hancur. Ratusan sumur warga di kampung sudah tidak ada air. Ini saja saya mencoba dalamkan lagi kedalaman sumur duduk saya, tapi ada airnya tidak lama airnya hilang lagi,” tuturnya.