LAYANAN PUBLIK: RSUPA Boyolali Segera Integrasikan Sistem Informasi Secara Elektronik

Sistem informasi RSUPA Boyolali terintegrasi secara elektronik. (Diskominfo Boyolali/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – BOYOLALI – Berbagai langkah maju dilakukan Rumah Sakit Umum Pandan Arang (RSUPA) Boyolali dalam memberikan pelayanan di bidang kesehatan kepada masyarakat. Menurut informasi, pada Rabu (29/8) rumah sakit kebanggaan warga Boyolali ini akan meluncurkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS) yang terintegrasi secara elektronik.

Sistem dimaksud menurut Kasubbag Hukum, Humas dan SIM RSUPA, Yuni Etty, pengintegrasian ini meliputi SIMRS, SIM-Mutu dan SIM Remunerasi atau bisa disebut trylogi system.

Trylogi system ini merupakan integrasi SIMRS, SIM Mutu dan SIM Remunerasi sebagai tolok ukur penilaian rumah sakit,” terang Etty di ruang kerjanya pada Selasa (28/8).

Dijelaskan Etty, sistem informasi tersebut sebenarnya sudah berjalan di RSUPA namun belum terintegrasi secara elektronik. Dengan integrasi ini, laporan yang ada tidak bisa direkayasa. Selain itu pelayanan kepada masyarakat terutama pasien semakin menunjukkan tingkat kepuasan dilihat dari efisiensi waktu pelayanan.

“Sistem belum terintegrasi sistem elektronik. Namun baru integrasi manual. Setiap unit bisa membuat laporan dengan integrasi sistem tidak bisa direkayasa,” imbuhnya.

Pihaknya mencontohkan dalam SIM E-MR (elektronik rekam medis) dan E-resep (Elektronik-resep) bertujuan untuk memperpendek waktu tunggu antrean pasien. Saat menjalani rawat jalan atau poliklinik akan mengurai penumpukan antrean obat rawat jalan di instalasi farmasi sehingga respon time pengambilan obat semakin pendek dan lebih cepat.

Dimulai 12 Mei lalu, SIM E-MR pada awalnya ditargetkan untuk enam poliklinik tercapai pada bulan November 2018, namun dalam kurun 2,5 bulan ini seluruh poli sebanyak 24 di unit rawat jalan sudah menggunakannya. Kebijakan ini sebagai salah satu dukungan untuk efisiensi penggunaan kertas (paperless).

Berbagai tahapan dilakukan untuk melakukan integrasi system di RSUPA ini diantaranya dengan pelaksanaan bimbingan teknis bagi sumber daya manusia. Selain itu pihaknya juga menyiapkan regulasi dan perangkat lunak dalam mendukung pelaksanaan program ini.

Meskipun sangat membantu dalam pelayanan dengan efisiensi, pihaknya menekankan untuk menerapkan standar operasional prosedur (SOP). Karena hasil dari pelayanan ini akan sebagai salah satu tolok ukur dasar pengambilan kebijakan lebih lanjut untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

“Mutu hubungannya dengan standar. Jika tidak sesuai standar berarti mutunya kurang,” tegas Etty.