FOKUS JATENG – BOYOLALI – Ribuan pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Boyolali mengikuti gerak jalan simpatik, Minggu 26 Agustus 2018. Selain memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-73, gerak jalan itu juga sebagai pernyataan dukungan pelaksanaan Pilpres dan Pileg 2019 damai.
“Memasuki tahun politik ini, khususnya Pilpres dan Pileg tahun 2019, sudah menjadi komitmen warga PSHT untuk ikut serta menjaga kedamaian kerukunan dan ketertiban masyarakat,” kata Ketua PSHT Cabang Boyolali Komarudin.
Di sisi lain, dalam menyimak informasi apapun, warga PSHT harus menggunakan kesadaran penuh. Menurut Komarudin, organisasi PSHT itu, ditentukan oleh persaudaraan, sehingga bisa mengendalikan diri dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang menyesatkan.
“Warga PHST telah diberi amanah untuk membawa ajaran budi luhur, karena itu kekerasan jelas tidak sesuai dengan ajaran PSHT,” imbuhnya.
Dia juga menambahkan, warga PSHT harus ikut serta dan aktif dalam pembangunan nasional serta menjaga stabilitas nasional melalui dukungan pelaksanaan Pilpres dan Pileg damai dengan bekerjasama dengan pemerintah, TNI, dan Polri.
Sementara, gerak jalan menyusuri kawasan Boyolali Kota mengambil start dan finish di Alun- alun Kidul, Komplek Setda Boyolali Terpadu. Kegiatan tersebut diikuti perwakilan dari 19 ranting se- Kabupaten Boyolali. Para pesilat itu juga membawa sejumlah spanduk bertuliskan NKRI harga mati.
Usai acara, peserta dihibur dengan tarian Topeng Ireng. Selain itu juga ada hiburan atau atraksi jurus kolosal PSHT. Atraksi dimaksudkan untuk mendorong para pesilat berlatih lebih keras dan tekun.
Salah satu pesilat, Danang, asal ranting Boyolali Kota mengaku senang bisa ikut gerak jalan tersebut. Dia mengaku sudah cukup lama berlatih silat di perguruan PSHT. Dia berjanji akan berlatih lebih keras.
“Saya ingin berprestasi di cabang bela diri pencak silat. Mudah-mudahan bisa berprestasi tak hanya di lokasi Boyolali, namun juga tingkat Jateng dan nasional,” jelasnya.
Sekretaris Panitia Arifah menambahkan gerak jalan juga sebagai upaya lebih mengenalkan seni silat kepada masyarakat. Utamanya perguruan silat PSHT. Sekaligus ingin menunjukkan bahwa pencak silat merupakan budaya asli Indonesia.
”Kami juga ingin menepis adanya anggapan bahwa pesilat PSHT kasar dan arogan,” pungkasnya.