FOKUS JATENG – SOLO – Keraton Kasunanan Surakarta menggelar event Jamasan Nyai Setomi, Senin 20 Agustus 2018. Prosesi ini dimulai saat Sentono dan para abdi dalem mulai berdatangan. Mereka disambut bau dupa yang tercium khas sakralnya prosesi tahunan ini.
Lantas dua orang mengenakan gajah ngoling di telinga kirinya berupa roncean kuncup melati yang dipasang kembang kantil pada kedua ujungnya. Doa dalam bahasa Jawa dan Arab lalu dilantunkan dengan khusuk.
Seorang berbeskap hitam lantas memasang kunci dan membuka pintu Manguneng. Bangunan kotak kaca yang terletak di tengah Bangsal Witono di kompleks Sitihinggil Keraton Surakarta. Tidak lama ia keluar membawa kain yang kiranya untuk menyelubungi benda di dalam kerobong adalah meriam Nyai Setomi.
Meriam yang merupakan pasangan Kyai Setomi atau meriam Si Jagur di Museum Fatahillah, Jakarta, ini tidak pernah diperlihatkan kepada masyarakat umum dengan alasan tertentu. Sentana Dalem dan seorang abdi dalem masuk ke kerobong dengan membawa lisah songgo langit, campuran minyak goreng dan air yang digunakan untuk membersihkan meriam.
Setelah selesai lalu dimulailah prosesi mencuci pusaka atau jamasan meriam Nyai Setomi ini. Abdi dalem pria membersihkan debu yang menempel di bangunan Manguneng dengan sapu lalu mengguyurnya dengan air agar semakin bersih. Pembersihan juga dilakukan terhadap meriam namun tidak terlihat prosesnya.
Air bekas jamasan meriam diperebutkan pengunjung yang datang dengan harapan mendapat berkah dan keselamatan. Tanpa ragu, air yang berwarna kecokelatan diminum atau digunakan untuk cuci muka. “Minum air jamasan supaya diberi keselamatan,” kata Juli, warga Boyolali yang ikut jamasan.
Ia juga membawa sisa air untuk keluarganya. Bersamaan dengan dibersihkannya Nyai Setomi dan bangunan Manguneng, para abdi dalem perempuan mengoles tangan, kaki, dan bagian atas tubuh mereka yang terlihat dengan batang sabun.
Acara jamasan dipimpin langsung oleh Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta G.R.Ay. Koes Sapardiyah. Dikatakan, prosesi jamasan dilaksanakan atas perintah SISKS Pakubuwono XIII.