Tilik Kembang Desa, Cara Bupati Sragen Yuni Serap Aspirasi Langsung di Tengah Masyakarat

Kegiatan Tilik Kembang Desa oleh Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati di Desa Jatibatur, Kecamatan Gemolong, Rabu 25 Juli 2018. (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-SRAGEN-Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati kembali menyambangi Desa jatibatur Kecamatan Gemolong dalam Kegiatan Tilik Kembang Desa (TKD). Hal ini dilakukan oleh Bupati Sragen untuk bertemu warga dan melihat permasalahan di desa, Rabu 25 Juli 2018.

Selain itu, Bupati Sragen juga memantau perkembangan pembangunan Puskesmas Gemolong, Sragen, Jawa Tengah. Kemudian dilanjutkan ke Kantor Kelurahan Ngembatpadas, Gemolong dalam kegiatan pencanangan Gerakan Pager Mangkok. Selanjutnya menjelang tengah hari, Bupati menyapa para siswa SD Negeri 1 Jatibatur.

Dia bangga dengan para siswa yang cerdas dan berani mengemukakan pendapat. Pada kesempatan tersebut Mbak Yuni mengingatkan siswa untuk mematikan Gatget dan TV pada pukul 18.00-20.00 setiap harinya. Waktu itu diharapkan digunakan untuk mengaji dan belajar.

Lantas selanjutnya, Bupati bertemu warga di halaman Balai Desa Jatibatur untuk menyerap aspirasi warga. Dalam kunjungan kali ini,  Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan dalam kegiatan Tilik Kembang desa ini untuk melihat perkembangan di desa agar memastikan kebutuhan desa apa saja.

Dalam acara tersebut juga diberikan bantuan 100 paket sembako untuk lansia, pemberian bantuan Rumah tidak Layak Huni (RTLH) dan pembuatan jamban. Usai acara bupati meninjau sektor ekonomi warga yang dikelola karang taruna yakni usaha perakitan mainan.

”Ini momentum pimpinan daerah bertemu dengan warganya, tiga aspek yang kita kunjungi, pertama Kesehatan, kita lihat puskesmas dan pelayanannya, kedua Pendidikan dan ketiga sektor perekonomian di desa kita lihat apa yang bisa kita jadikan ikon ke depan,” kata Yuni

Dalam kesempatan itu Bupati menyampaikan memberi bantuan 500 bibit pohon jeruk di desa Jatibatur. Jika berhasil desa Jatibatur bisa menjadi sentra jeruk untuk menjadi ikon desa. Berkaca seperti desa lain yang mencoba membuat ikon menjadi sentra durian. ”Kita bagi bibit,  jika cocok kita siapkan Jatibatur jadi sentra jeruk,” beber Bupati.

Selain itu, Bupati Juga memberi himbauan pada warga agar tidak minum minuman keras di tempat umum. Selama ini banyak perilaku minum miras di tempat hajatan untuk tidak dilakukan sesuai perda Miras. Hal itu untuk membentengi generasi muda dari bahaya miras.

”Panjenengan tahu Perda miras,  kalau sekarang biasa minum  di tempat jagong,  itu tidak boleh. Karena termasuk tempat umum.  Saya minta masyarakat dapat mendukung. Apalagi aparat desa saya wanti wanti tidak ikut minum-minum,” pesannya.