Duta Seni Boyolali 2018 Siap Diberangkatkan di Tiga Negara Skandinavia

Topeng Ireng, salah satu grup kesenian lereng Merapi-Merbabu Boyolali yang akan diberangkatkan ke luar negeri dalam misi Duta Seni. (Dok. Diskominfo Boyolali/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Persiapan telah dilakukan selama sekian bulan untuk menyiapkan Duta Seni dan Misi Kebudayaan Pelajar Kabupaten Boyolali 2018. Berdasar informasi bahwa tim akan melakukan kunjungan lawatan di tiga negara Skandinavia yakni Swedia, Norwegia dan Denmark.

Hal tersebut disampaikan Asisten Tata Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda. Kabupaten Boyolali, Bony Facio Bandung di sela kegiatan Latihan Kebersamaan Duta Seni di kawasan homestay di Desa Samiran; Kecamatan Selo pada Sabtu 14 Juli 2018.

“Jadi kita mengunjungi tiga negara Swedia, Norwegia dan Denmark. Kita berangkat 25 Juli hingga 6 Agustus 2018. Segala urusan adminstrasi berupa paspor, visa dan kebutuhan lainnya sudah klir,” terang pria yang akan bertindak sebagai pimpinan rombongan ini.

Disampaikan Bony, tim akan pentas di festival pada tiga negara tersebut. Selain itu juga telah disusun jadwal akan pentas pada kantor keduataan besar hingga sejumlah tempat publik seperti museum dan kawasan pedestrian setempat.

“Pentasnya di 27-28 Juli di Festival Indonesia di kota Stockholm, Swedia. Kemudian tanggal 31 Juli dan 1 Agutus di Oslo; Norwegia. Kemudian tanggal 2 Agustus di Copenhagen dan 4 Agustus di Horsen; Denmark,” jelas Bony.

Latihan kebersamaan ini akan digelar selama dua hari hingga Minggu (15/7) yang mengambil tempat di Joglo Wisata I Selo. Kegiatan ini diharapkan semakin memantapkan tim sebelum keberangkatan. Yang akan digembleng dengan berbagai materi.

“Latihan kebersamaan ini merupakan latihan pemantapan menjelang pemberangkatan. Dan ada enam buah tarian yang dipersipakan dengan durasi rata-rata enam menit,” terang salah satu pelatih dari Ketholeng Institute, Jungkung Darmoyo.

Tarian tersebut jelas Jungkung yakni tari Topeng Ireng Gugur Gunung, Kala Kridha, Kusuma Bangsa, Jaranan, Gotong Royong dan Bedaya Mantenan.

Lebih lanjut Jungkung menambahkan bahwa peserta dituntut mampu mengelola waktu dengan baik. Hal tersebut disampaikan mengingat waktu yang berjalan selama mengikuti lawatan dengan jadwal yang ketat dalam waktu yang sangat terbatas.

“Selama dua hari tanggal 14-15 Juli ini ada latihan kebersamaan untuk mengantisipasi waktu. Untuk menyiasati, me-rolling dari tari satu yang satu dengan tari yang lain, agar tidak bertumbukan personelnya,” terang seniman yang juga pedalang asal Sawit ini.

Manajemen waktu, kedisplinan dan ketahanan tubuh sangat diajarkan bagi peserta Duta Seni pada setiap latihan. Kegiatan latihan selalu digelar hingga larut malam bahkan dini hari. Sementara pada pagi hari masih gelap sudah harus beraktifitas lagi.

Bahkan untuk keperluan pribadi seperti tata rias dan busana juga dipersiapkan secara mandiri. “Selain harus disiplin waktu, berkostum dan make up [tata rias] sendiri harus bisa sendiri.,” tandas Jungkung.