FOKUS JATENG-BOYOLALI-Kementerian Pertanian (Kementan) meminta jaminan pasokan dan kestabilan harga cabai di Indonesia menjelang bulan Ramadhan hingga Lebaran. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, khusus di Kabupaten Boyolali, Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementrian Pertanian melakukan pengecekan sekaligus memanen produksi cabai di Kota Susu.
Pengecekan dilakukan di salah satu lahan cabai di Dukuh Sidomulyo, Desa Senden, Kecamatan Selo pada Kamis 19 April 2018. Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Kementerian Pertanian, Yasid Taufik mengungkapkan berdasarkan pengecekan, dengan luas lahan penanaman cabai varietas cabai merah keriting seluas lima hektar di Kecamatan Selo yang dikelola oleh kelompok tani Agro Utamaning Tani, maka tingkat produktivitasnya sudah cukup baik.
“Dilihat dari perkembangan produktivitasnya sudah cukup bagus, perawatannya juga cukup bagus. Karena menggunakan teknologi mulsa dan juga teknologi dari Jepang. Sehingga produktivitasnya sekitar 10-15 ton per hektar,” ungkap Yasid di sela acara pemanenan di lahan desa setempat.
Menurutnya, dengan adanya lima kecamatan di Boyolali yang mendapat alokasi area pertanian cabai merah yakni di Kecamatan Selo, Ampel, Musuk, Cepogo dan Boyolali tersebut, maka pihaknya bisa menjamin amannya pasokan cabai merah di Kabupaten Boyolali tetap stabil.
“Harga sekarang cukup bagus, sekitar Rp 18 ribu per kilo, untuk itu kita nyatakan aman. Melihat potensi dari Kecamatan Selo dan lainnya, tampaknya untuk supply cabai merah tampaknya aman untuk Kabupaten Boyolali,” lanjut Yasid.
Senada dengan apa yang disampaikan Dirjen Hortikultura, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto yang ikut memanen turut mengungkapkan bahwa kebutuhan sayur – sayuran Kabupaten Boyolali stabil dan aman.
“Lereng merapi dan merbabu ini kita fokus untuk holtikultura. Jadi kita sekarang yang paling banyak adalah bawang merah dan cabai. Termasuk sayur sayuran yang lainnya, kita bisa menembus Soloraya. Saya kira sayuran menjelang hari raya ini cukup aman,” ujar Bambang.
Sementara itu, salah satu anggota kelompok tani Agro Utamaning Tani, Rani bersyukur bisa terbantu dengan adanya program alokasi area dari Kementrian Pertanian.
“Bersyukur sekali karena telah membantu kelompok tani kami untuk menaman hingga panen cabai. Sampai saat ini dari kelompok kami rata rata baru delapan kali petik. Per hektar kira kira ada 10-15 ton dengan harga Rp 18.000 per kilo,” ungkap Rani.