FOKUS JATENG – SRAGEN – Musyawarah Rencana Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) Eks Karesidenan Surakarta, digelar di Pendapa Rumah Dinas Bupati Sragen, Selasa 20 Maret 2018. Acara yang dihadiri kepala daerah dan perwakilan kepala dinas se Eks Karesidenan Surakarta ini membahas isu-isu strategis terkait rencana prioritas pembangunan tahun anggaran 2019 mendatang.
Setidaknya 10 isu strategis mencuat dalam musyawarah akbar ini. Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah Hadi Santosa, dalam paparanya menyampaikan bahwa, banyak problematika di Soloraya. Ini dikatakan setelah menyerap aspirasi masyarakat. “Aspirasi ini perlu mendapatkan perhatian lebih,” terangnya.
Seperti keluhan masyarakat terkait pungutan biaya pendidikan SMA/SMK setelah diambil alih Pemerintah Provinsi. Padahal saat dikelola Pemerintah Kota/Kabupaten gratis.
“Namun kini kembali dipungut biaya,” papar dia.
Selain itu, infrastruktur utamanya di kawasan perbatasan, Sragen-Purwodadi, Purwantoro, Wonogiri dengan Nawangan, Pacitan, Jawa Timur dan beberapa daerah lain yang kurang tersentuh.
“Jalan perbatasan banyak keluhan, pelebaran jalan menuju Tawangmangu, akhir kemacetan sering krodit, Purwantoro-Nawangan tertutup mohon dijadikan Prioritas. Jalan Kalijambe Masaran segera diselesaikan,” kata Hadi Santosa.
Hadi Santosa juga menyoroti lemahnya pengendalian aktivitas lingkungan dan pertambangan, khususnya wilayah Klaten. Kemudian terkait penanganan bencana daerah aliran Sungai Bengawan Solo dan anak-anak sungai lainya, serta penanganan pasca bencana longsor di Wonogiri juga belum tergarap maksimal.
Masalah pertanian untuk mewujudkan swasembada pangan juga tidak luput dari sorotan. Di mana legislatif mendesak penyelesaian pembangunan Waduk Pidekso, Wonogiri; Gondang, Karanganyar dan sejumlah embung. Selain itu juga penataan potensi dan integrasi pariwisata di Soloraya.