Mensos Khofifah Ajak Relawan Jaga Solidaritas Kemanusiaan dan Kesetiakawanan Sosial

Mensos Khofifah Indar Parawansa membagikan bantuan ke korban bencana alam di Pacitan, Jumat 8 Desember 2017. (Dok. Humas Kemensos RI/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – NASIONAL – Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi signifikansi peran relawan dalam penanggulangan bencana alam dan bencana sosial di Indonesia. Baik tahap kesiapsiagaan maupun layanan saat dan pascabencana.

”Apresiasi dan hormat saya kepada para relawan yang telah mendedikasikan waktu dan tenaga serta jejaringnya dalam semua proses penanggulangan bencana. Saya mohon semua elemen relawan terus menjaga solidaritas dan kesetiakawanan sosial serta menebarkannya di lingkungan sekitar dan mengajak partisipasi masyarakat menjadi relawan-relawan di berbagai bidang,” tutur Mensos saat menyampaikan arahannya pada Peringatan Hari Relawan Sedunia di Pendapa Kabupaten Pacitan, Kamis malam 7 Desember 2017.

Acara tersebut sekaligus peluncuran dimulainya Lintas Batas Kesetiakawanan Sosial (LBKS) sebagai rangkaian Hari Kesetiakawanan Sosial yang puncaknya jatuh pada tanggal 20 Desember 2017 di Surabaya. Di hadapan sekitar 1.000 relawan, Khofifah mengungkapkan solidaritas dan kesetiakawanan penting untuk membangun kesadaran publik. Yakni mengenai pentingnya relawan mengatasi masalah-masalah sosial yang ada dalam rangka pengembangan praktek kemanusiaan berbasis kerelawanan.

”Sejarah mencatat NKRI dijaga dan dikawal oleh para relawan. Indonesia berhasil meraih kemerdekaan atas peran relawan dimana rakyat bahu-membahu bersama seluruh komponen bangsa melawan penjajah. Semua bersatu padu dengan semangat kesetiakawanan sosial yang tinggi untuk satu tujuan yakni kemerdekaan Indonesia. Setelah itu  kerelawanan sangat penting untuk menjaga kemerdekaan yang telah kita raih,” papar Khofifah serius.

Peringatan Hari Relawan Internasional yang kedua tahun ini  dilaksanakan di Kabupaten Pacitan. Tujuannya untuk mengapresiasi ribuan relawan yang tengah membantu warga Pacitan yang terdampak banjir dan longsor tanggal 29  Nopember lalu. Mereka berasal dari berbagai daerah, institusi dan profesi. Mereka membersihkan sisa-sisa lumpur dan kotoran paska banjir 29 November lalu, layanan kesehatan, air bersih, perlengkapan sekolah, dan lain-lain.

Relawan dari unsur Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Kemensos bersama relawan dari berbagai unsur dan warga bahu-membahu membersihkan lumpur, kayu-kayu dan bebatuan yang masih menumpuk di rumah-rumah warga dan daerah terparah akibat banjir. Juga di pesantren, di antaranya Pondok Pesantren Termas, pesantren Al- Anwar, Desa Mlati,  Ploso Kidul, Ploso Lor dan titik terdampak lainnya.

”Kegiatan ini merupakan dukungan  relawan dari seluruh Indonesia  untuk membantu meringankan beban paska bencana di Pacitan. Semoga yang kita lakukan dapat menjadi pengobat bagi masyarakat Pacitan agar segera pulih dan bangkit kembali,” ujar Khofifah.

Untuk itu secara khusus Mensos mengucapkan terima kasih kepada relawan yang sudah membaktikan dirinya membantu masyarakat terdampak. Kita selalu menjaga jangan sampai terjadi demotivasi akibat musibah yang menimpa mereka.

“Terima kasih pula kepada perwakilan United Nation Volunteers yang hadir di tengah-tengah para relawan Indonesia dan memberi semangat serta sapaannya,” kata Mensos.

Program Officer UN Volunteers Miyeon Park mengungkapkan rasa bahagianya bisa bertemu dengan relawan Indonesia dan bertukar pikiran tentang penanganan kebencanaan.

Ia mengatakan UN Volunteers memberi perhatian khusus dalam bencana alam banjir dan tanah longsor di Pacitan, memahamk kesulitan yang dialami warga dan upaya pemulihan di kabupaten tersebut.

“Bencana alam bisa terjadi kapan saja. Hari ini kita menjadi relawan, tapi mungkin di lain waktu kita menjadi korban. Maka itu perlu kita menjalin kerja sama yang baik, meningkatkan solidaritas kemanusiaan dan bekerja keras bersama dalam rangka menyelesaikan permasalahan bencana alam,” ujar Miyeon.

Oleh karena itu, lanjutnya, UN Volunteers terus memberi dukungan kepada relawan di Asia, Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Sementara itu Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) mengatakan dalam peringatan Hari Relawan Internasional, Kementerian Sosial menyerahkan santunan kepada 13 orang ahli waris korban meninggal banjir Pacitan masing-masing Rp 15.000.000.

Bantuan simbolis satu unit mobil truk penanggulangan bencana alam  untuk Dinsos Pacitan, Mobil Dapur Umum Lapangan, bantuan Relokasi Rumah korban longsor tujuh unit rumah, penyerahan paket perlengkapan makan dan alat dapur, serta penyerahan bantuan sarana air bersih untuk Desa Ngadirejan Kecamatan Pringkuku dan Desa Kalipelus Kecamatan Tulakan.

“Bantuan ini dari Kementerian Sosial didukung sejumlah stakeholder. Tentunya ini merupakan wujud solidaritas dan kesetiakawanan sosial kepada sesama,” katanya.