Mentan Andi Amran Sulaiman: Persediaan Kebutuhan Pangan Nasional Terpenuhi

Mentan Andi Amran Sulaiman didampingi Wabup Karanganyar Rohadi Widodo meninjau panen padi di Desa Waru, Kebakkramat, Karanganyar, Selasa 7 November 2017. (Suroto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – KARANGANYAR – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjamin ketersediaan beras tahun ini mencukupi kebutuhan pangan nasional, bahkan mampu meenuhi cadangan pangan. Hal ini lantaran berkat penerapan matang program pertanian serta realisasinya.

”Hari ini, masuk 5.220 ton beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Artinya naik 100 persen dari sebelumnya hanya 2.000-2.500 ton. Di sini, kami mau mengecek langsung ke lokasi sawahnya karena berdasarkan laporan hingga November 2017, 1 juta hektare ditanami padi dengan hasil panen 7 juta ton,” katanya, kepada wartawan saat meninjau panen padi di Desa Waru, Kebakkramat, Selasa 7 November 2017.

Total hasil panen ini dipastikan mencukupi kebutuhan konsumsi pangan 2,6 juta ton beras tahun ini. Sisa panenan masuk ke lumbung padi nasional yang dapat disalurkan sewaktu-waktu saat musim paceklik. Dikatakan Amran, musim tak menguntungkan itu biasanya berlangsung Juli-September.

”Rentang bulan itu sudah terlewati. Artinya masa kritis sudah lewat. Ini berkat sejuta hektare yang ditanami padi. Tidak lagi jantung berdebar-debar memasuki November. Justru berdebar-debar saat musim tanam,” lanjutnya.

Dengan realisasi hasil pertanian itu, ia memastikan Indonesia tak lagi mengalami defisit beras. Faktor penentu keberhasilan pada intensifikasi, mekanisasi pertanian dan penyediaan infrastruktur irigasi. Petani bersama pemerintah diminta menyiapkan kebutuhan bercocok tanam minimal tiga sampai empat bulan sebelumnya. Pada kondisi aman pangan, luasan 1 juta hektare sawah harus dipertahankan.

”Persoalan pada ketersediaan air sangat diperhatikan. Misalnya pompanisasi, pembuatan embung, sumur dangkal dan sumur dalam. Terkait percepatan pengelolaan panen dan masa tanam, diterapkan mekanisasi atau alat,” katanya. Amran menekankan pula perlindungan bisnis petani, dimana pemerintah perlu selalu hadir melalui regulasi pasar.

Usai memantapkan kebijakan pada produksi padi, pemerintah menarget swasembada tanaman hortikultur. Disiapkan dana hingga Rp 5,5 triliun pada sektor itu pada 2017-2018. Adapun komoditas prioritasnya adalah gula, bawang putih dan kedelai.

”Entah berapa tahun nanti sampai tercapai swasembada, program dan progresnya harus konsisten. Baru kemudian kita menuju ke rempah-rempah,” katanya.