Puluhan Siswa asal Sumberlawang Bertaruh Nyawa Demi Menuntut Ilmu

Siswa di Sumberlawang bertaruh nyawa demi menuntut ilmu. (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – SRAGEN – Puluhan siswa di Kecamatan Sumberlawang setiap hari harus berjuang dan bertaruh nyawa di atas bus dan tergantung berpegangan besi di belakang bus.

Adapun puluhan siswa tersebut sehari-hari berangkat sekolah dari daerah terpencil di beberapa daerah di Kecamatan Sumberlawang, seperti dari Musir, Ngargosari, Bulakmanyar, Ngargoterto, dan beberapa kawasan di pinggiran Waduk Kedung Ombo.

Terlihat pada Kamis 28 September 2017 lalu, puluhan pelajar tersebut menunggu bus sejak pagi Pukul 05:30 WIB di sepanjang Jalan Kedung Ombo – Sumberlawang.

Ketika bus datang, puluhan siswa langsung berebut tempat dan berdesak – desakan dengan pelajar lainnya untuk masuk ke dalam bus. Jika di dalam bus dirasa tidak muat, para pelajar yang laki laki memilih naik di atas bus dan ada juga bergelantungan atau nggandhul (naik bus tapi berada diluar tanpa tempat duduk) dengan tangan kanan sampai bus berhenti di Terminal Sumberlawang.

Baca juga: Perjuangan Pelajar Kedungombo Menuntut Ilmu demi Masa Depan. Ini Penampakannya…

Yanti (26), warga Bulakmanyar RT 23, Kelurahan Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang – Sragen mengatakan, kebiasaan tersebut sudah berlangsung sejak belasan tahun. Selain takut kesiangan atau terlambat sekolah, kebiasaan berbahaya itu juga dilakukan lantaran saat ini jumlah bus sudah berkurang di daerah tersebut.


“Seringnya siswa yang nakal yang naik di atas bus itu dari daerah Ngawen dan sekitarnya. Kalo anak daerah sini malah di dalam bus, Mas,” kata Yanti.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sragen Muhari saat di hubungi wartawan mengatakan, pemerintah kedepan akan mengajukan tiga sampai empat bus.

“Ini baru diusulkan dan belum ada alokasi anggarannya, bahwa seperti di ketahui Pemeritah Kabuten Sragen sedang fokus di pembangunan infrastruktur,“ kata Muhari.

Dirinya juga membeberkan bahwa banyak PO bus yang mati suri. “Untuk keberadaan PO perlu diketahui sekarang banyak yang mati suri. Jadi untuk operasional tidak cukup. Jadi banyak yang merugi. Sebenarnya dibutuhkan, tapi kalah dengan kendaraan pribadi,“ ujarnya.