Belum Terjangkau PDAM, Desa Dukuh Langka Air saat Kemarau

Pemberian bantuan air bersih di Tangen, Sragen. (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – SRAGEN – Beberapa wilayah di Kabupaten Sragen mengalami kelangkaan air bersih pada musim kemarau panjang ini. Salah satunya adalah di Desa Dukuh, Kecamatan Tangen. Lantaran kemarau berkepanjangan ini, warga mendambakan segera dibangun jaringan PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Kepala Desa Dukuh, Alip Murwantoro menyampaikan, saat ini ada 7 RT dari dua kebayanan yang sangat kesulitan air. Dia menyampaikan banyaknya bantuan baik dari komunitas, swasta maupun pemerintah ternyata masih dirasa kurang lantaran air merupakan kebutuhan pokok bagi warga.

Sat ini, kata Alip, warga berupaya membuat sumur-sumur darurat yang dibuat tidak jauh dari sungai. Harapannya, sumur-sumur darurat itu masih bisa keluar airnya agar dimanfaatkan warga.

Baca juga:

”Kalau wilayah musim kemarau terpaksa menggali, kalau musim penghujan pamsimas hidup,” ujarnya kemarin.

Lebih lanjut Alip mengatakan, saat ini ada 1.470 KK yang mendiami Desa Dukuh. Dia menyampaikan Kecamatan Tangen, termasuk desa Dukuh belum terjangkau oleh jaringan PDAM Tirto Negoro Sragen. Namun dia menyampaikan sudah ada petugas PDAM yang telah melakukan survei kondisi kewilayahan.

”Rencana tahun ini, pada 2017 ini Kecamatan Tangen dan Jenar yang diutamakan. Minat masyarakat sangat bagus dan berharap dipasang jaringan PDAM,” ujarnya.

Pamsimas, menurut Alip tidak maksimal untuk kebutuhan warga. Sedangkan jika dengan masuknya PDAM nanti diharapkan kebutuhan air bersih berjalan dengan aman.


Langganan Kekeringan
Sementara Surati (50), warga Dukuh Mangir, Desa Dukuh Kecamatan Tangen mengatakan desanya sudah langganan mengalami krisi air bersih. Terutama memasuki musim kemarau seperti saat ini.

”Kalau mau untuk cuci piring atau cuci baju, kami masih bisa ambil dari sumur di sawah yang berasal dari sungai. Tapi kalau masak dan minum sudah tidak ada,” tandasnya.

Sedangkan jika terpaksa mengambil air dari masjid terdekat, airnya berwarna kuning. Kemungkinan akibat efek dari pipa paralon. Jika untuk kebutuhan dapur terpaksa dia harus membeli air dari pedagang keliling. ”Kalau kebutuhan dapur beli 5.000 per jerigen,” ujarnya.

Untuk itulah, Ketua Ashoco Sragen, Bambang Widjo Purwanto mengatakan, pihaknya memberikan bantuan air bersih untuk meringankan beban masyarakat.

”Air itu kan kebutuhan pokok untuk kehidupan, kami disini menawarkan wilayah mana yang butuh air kami siap membantu, setidaknya sudah siapkan 40 tangki air,” terangnya.

Dia menyampaikan secara tidak langsung membantu pemerintah, dan secara langsung membantu masyarakat yang membutuhkan air bersih. Terkait ada kepentingan politis dibaliknya, pihaknya membantah. Pasalnya Komunitas ini berjalan lintas partai termasuk juga ada anggota dewan yang membantu mengusung pemerintahan saat ini. ”Partai saya sudah mengeluarkan bantuan sendiri. Disini Bupati juga masuk anggota, bendaharanya saja Pak Sekda,” tandasnya.