FOKUS JATENG – KARANGANYAR – Jajaran Polres Karanganyar kembali melimpahkan berkas perkara kasus Pendidikan Dasar (Diksar) maut Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ke Kejaksaan Negeri (Kejari) setempat.
Dalam pelimpahan jilid II ini, enam tersangka berikut barang bukti diserahkan setelah berkas perkara dinyatakan P21 (lengkap).
Kapolres Karanganyar AKBP, Ade Safri Simanjuntak mengatakan, berkas perkara kasus Mapala UII Jilid II sudah selesai sejak 4 Agustus 2017 lalu. Enam tersangka jilid kedua, diduga turut terlibat dalam kasus yang menewaskan tiga peserta Diksar.
“Enam tersangka yang ditetapkan dalam jilid II, satu diantaranya perempuan. Seluruh tersangka selama 90 hari telah menjalani penahanan di Polres Karanganyar,” ujar Ade Safri Simanjuntak dalam gelar perkara sebelum enam tersangka diserahkan ke Kejari Karanganyar, Selasa (15/8/2017) siang.
Enam tersangka itu adalah TN, HS, TA, DK, RS dan NAI. NAI merupakan satu tersangka berjenis kelamin perempuan yang tidak dilakukan penahanan karena alasan kesehatan.
“Enam tersangka ini sebagai staf operasional dalam kegiatan Diksar Mapala UII. Mereka mempunyai tugas yang melekat pada masing-masing regu peserta Diksar,” urainya.
Para tersangka dijerat dengan pasal 170 ayat (2) ke 2e dan 3e KUHP dan atau Pasal 351 ayat 2 dan 3 KUHP dan atau Pasal 55 ayat (1) ke 1e KUHP. Masing-masing tersangka akan dijerat dengan kapasitas berbeda, terkait tindak pidana kekerasan secara bersama-sama selama kegiatan Diksar yang merenggut tiga korban jiwa.
Kasi Pidana Umum (Pidum) Kejari Karanganyar Soni Wibisono mengemukakan, pihaknya akan melakukan pengecekan kesehatan terhadap salah satu tersangka yang selama ini tidak ditahan.
Sementara lima tersangka lainnya tetap dilakukan penahanan. Kejaksaan akan berkoordinasi dengan tim dokter dari RSUD Karanganyar untuk memastikan kondisi kesehatan NAI.
“Kami memiliki 20 hari setelah berkas dilimpahkan untuk kemudian disidangkan,” terang Soni. Sedangkan pelimpahan tahap pertama, dua orang telah disidangkan. Dan minggu pertama September mendatang diperkirakan memasuki agenda penuntutan.
Baca juga: