
Pendiri sekaligus CEO Grup AirAsia, Tony Fernandes menyerahkan miniatur pesawat Airbus A320-200 kepada Menteri Perhubungan, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia Budi Karya Sumadi. | Istimewa
FOKUS JATENG – JAKARTA – CEO Grup AirAsia di Indonesia Dendy Kurniawan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan dan kepercayaan pihak-pihak terkait. Hal itu disampaikan pada peluncuran AirAsia Indonesia (kode penerbangan QZ) rute penerbangan langsung terbarunya. Yakni menghubungkan Jakarta (Indonesia) ke Makau (Daerah Administratif Khusus dari Republik Rakyat Tiongkok), Senin 7 Agustus 2017.
Khususnya kepada Kementerian Perhubungan yang telah mendukung terlaksananya penerbangan rute internasional terbaru kami dari Jakarta menuju Makau. Selain itu juga kepada Kementerian Pariwisata dalam upaya bersama untuk mendukung promosi destinasi baru AirAsia Indonesia ini.
Hal ini merupakan wujud dari komitmen AirAsia di Indonesia guna mendukung pemerintah dalam menyukseskan program kunjungan 20 juta wisman di tahun 2019. Yakni sebagai bagian dari upaya untuk terus memajukan pariwisata tanah air sebagai salah satu pilar ekonomi bangsa, serta kontribusi AirAsia terhadap kemajuan industri penerbangan tanah air.
AirAsia Indonesia menerbangi rute Jakarta-Makau sebanyak tiga kali seminggu dengan menggunakan pesawat Airbus A320-200 berkapasitas 180 kursi mulai hari ini. Frekuensi penerbangan akan ditingkatkan menjadi empat kali setiap minggu mulai 1 September 2017.
Rute Makau merupakan rute internasional kelima AirAsia Indonesia dari Jakarta setelah Kuala Lumpur, Penang, Bangkok dan Singapura. Sebagai pintu gerbang untuk menjelajahi Wonderful Indonesia, pelancong yang tiba di Jakarta dari Makau dapat meneruskan perjalanannya ke berbagai destinasi domestik AirAsia Indonesia, yakni Yogyakarta, Surabaya, dan Bali.
Sebagai sebuah daerah administratif khusus, Makau merupakan wilayah termuda dari Republik Rakyat Tiongkok yang terletakdi semenanjung Tiongkok bagian Selatan. Berbatasan dengan Provinsi Guangdong, Makau yang merupakan bekas koloni pemerintahan Portugis sampai tahun 1999, menyajikan perpaduan gaya barat dan timur yang indah.
Pesona Makau yang memikat terpancar dari perpaduan antara bangunan bersejarah, gerai-gerai bermerek kelas atas, hotel & resor bintang lima kelas dunia yang menyajikan hiburan spektakuler. Wisatawan yang tertarik dengan nuansa kawasan bersejarah serta rumah-rumah tradisional dapat berjalan-jalan di Kota Tua Makau, Kuil A-Ma dan Reruntuhan St. Paul, yang berdiri sebagai altar simbolis menuju ke kota.
Makau juga merupakan pintu gerbang menuju Tiongkok bagi wisatawan Indonesia, dimana wisatawan dapat terhubung dengan 10 kota di bagian selatan Tiongkok menggunakan Express Link selama 2 jam perjalanan atau transportasi darat melalui salah satu dari dua pos pemeriksaan 24 jam di perbatasan antara Makau dan Tiongkok Selatan.
Bagi pemegang paspor Indonesia, visa untuk mengunjungi Republik Rakyat Tiongkok tidak diperlukan untuk mengunjungi Makau. Namun, visa diperlukan jika mereka ingin mengunjungi kota lain di Daratan Tiongkok.
Baca juga: