FOKUS JATENG – WONOGIRI – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wonogiri menyelenggarakan Gelar Potensi Pendidikan Tahun 2017. Kegiatan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Baturetno, Senin-Rabu (24-26/7).
Siswanto, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri, mengatakan kegiatan yang berlangsung tiga hari ini memamerkan karya terbaik siswa dan guru dari semua jenjang pendidikan TK-SLTA/SMK. Mereka berasal dari lima distrik di Kabupaten Wonogiri, meliputi distrik Wonogiri Kota, Wuryantoro, Baturetno, Jatisrono, dan Purwantoro.
Para pengujung dapat melihat serta mendapatkan hasil karya siswa dan guru berupa media, alat peraga dan aplikasi pembelajaran, potensi lokal, pentas seni klasik tradisional maupun seni kreasi baru. Serta gelaran pentas dalang pelajar yang diwakili dari tiap tiap distrik.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo yang membuka secara resmi kegiatan tersebut, Senin (24/7) mengatakan menggelorakan Semangat Sesarengan Wonogiri, mengandung konsekuensi komitmen bersama bukan hanya membangun Wonogiri pada sisi Infrastruktur yang bisa dilihat mata. Tetapi juga harus diimbangi dengan pembangunan mental spiritual dan karakter melalui ruang pendidikan, mengingat banyak persoalan pendidikan yang dihadapi Wonogiri saat ini. Misalnya masalah kekerasan terhadap anak dan perempuan, markoba serta radikalisme yang mulai merasuki generasi muda.
“Kita sedang menuju proses pendidikan berkarakter. Hanya dengan berkomitmen kita bisa meraihnya. Saya berharap dunia pendidikan menjadi palang pintu terakhir untuk melahirkan generasi cerdas tangguh, berkarakter dan berjiwa Pancasila,” ujar dia.
Bupati Joko Sutopo juga mengatakan pendidikan yang baik bukan hanya fokus pada sisi literasi tetapi sisi non akademik dengan mengoptimalkan potensi kreativitas para guru dan siswa. Dia mengingatkan agar dunia pendidikan dapat memberikan ruang yang sama bagi segala lapisan peserta didik.
“Melalui kebijakan, Pemkab Wonogiri telah menyiapkan sistem yang berkeadilan melalui pendidikan gratis. Pendidikan yang menjamin kesetaraan dan menjamin pemikiran yang positif tanpa diskriminasi. Sehingga generasi muda mempunyai rasa percaya diri karena adanya persamaan hak. Jika terjadi diskriminatif sama halnya kita membuka pintu bagi masuknya radikalisme, karena anak-anak tidak percaya diri,” tutur dia.
Dikatakan dia untuk menyukseskan pendidikan gratis di Wonogiri, Pemkab telah menyediakan anggaran sebesar Rp 28,8 miliar. Dia berharap dengan kebijakan yang diambil Pemkab Wonogiri, generasi muda dapat membangun sikap optimisme dalam mewujudkan cita-cita meraih pendidikan sesuai yang diamanahkan undang-undang