FOKUS JATENG – WONOGIRI – Lazimnya harga barang bakal naik ketika menjelang Lebaran. Namun yang terjadi di Wonogiri justru kenaikan terjadi setelah Lebaran. Diduga kenaikan dipicu tingkat kebutuhan yang semakin tinggi.
Kenaikan harga terjadi pada jenis sayuran tertentu. Menurut informasi yang berhasil dihimpun fokusjateng.com Rabu 5 Juli 2017, kenaikan harga sayuran itu justru tidak terjadi sebelum Lebaran, layaknya tahun-tahun sebelumnya. Melainkan terjadi setelah Lebaran.
Warga Kecamatan Baturetno, Ardyarini mengungkapkan, harga satu ikat lembayung atau daun kacang panjang, sebelum Lebaran adalah Rp1.500-Rp2000. Namun kini meroket hingga Rp7.500. Demikian pula untuk buah kelapa yang sebelumnya dibanderol Rp7.500 mendadak naik di angka Rp12.000. “Tahun-tahun sebelumnya, harganya naik waktu sebelum Lebaran. Tapi saat ini malah naiknya setelah Lebaran,” ungkap dia.
Kenaikan tersebut menurut dia disulut tingginya permintaan jenis sayuran tertentu itu setelah Lebaran. Dimana, lembayung, kelapa, maupun daun kenikir, menjadi incaran warga yang mempunyai hajatan. “Jenis sayuran itu banyak digunakan waktu ada hajatan pernikahan atau sunatan, biasanya untuk membuat urap. Makanya karena banyak yang membutuhkan, harganya jadi naik,” tandasnya.
Warga Kecamatan Wonogiri, Haryanti, juga menyebutkan hal senada. Jenis sayuran tertentu mengalami kenaikan sesaat setelah Lebaran berlalu. Harga masih tetap tinggi hingga saat ini.
Dia berujar, daun kenikir dijual seharga Rp 5.000 untuk satu ikatnya. Padahal biasanya tidak sampai Rp 2.000. Lembayung dihargai Rp 6.000, sedangkan buah kelapa utuh seharga Rp 15 ribu per butirnya. Sementara harga sayuran utama, seperti cabai, kol, buncis, dan lainnya masih stabil.
Menurut dia, kendati harga tinggi, harga sayuran tertentu tetap diburu. Pasalnya menjadi semacam kebutuhan wajib warga yang memiliki hajatan. Harga tinggi dikatakan dia tetap akan berlangsung hingga masa hajatan sudah berlalu. (ria)