FOKUS JATENG – BOYOLALI – Dua hari pascalibur Lebaran, kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Boyolali membuka layanan masyarakat. Ribuan warga meminta layanan administrasi kependudukan tiap harinya. Permintaan kartu tanda penduduk (KTP) paling tinggi.
Namun disdukcapil justru kehabisan material e-KTP. Hingga Selasa 4 Juli 2017 siang sudah ada 1000-an warga yang harus inden cetak e-KTP. Warga harus bersabar untuk bisa mendapatkan e-KTP. ”Saat ini, baru proses pencetakan yang sedang berlangsung adalah blangko e-KTP yang permohonannya diajukan periode Juli hingga Desember tahun lalu,” kata Kepala Disdukcapil Boyolali Agus Santosa.
Dijelaskan, saat ini blangko pemohon e-KTP yang sudah berstatus Print Ready Record (PRR) atau siap cetak yakni sebanyak 23.025 blangko pemohon periode Juli hingga 13 Desember 2016 dan saat ini sudah tercetak sekitar 50 persen. Sementara untuk pemohon e-KTP terhitung sejak 14 Desember 2016 hingga hari ini, yang jumlahnya mencapai sekitar 60 ribu blangko pemohon, belum bisa masuk proses pencetakan dikarenakan keping e-KTP yang belum tersedia sebab belum dipasok dari pemerintah pusat.
“Sampai hari ini, e-KTP yang sudah dicetak sudah sekitar 12 ribu keping untuk pemohon e-KTP dari Juli hingga Oktober 2016. Untuk sisanya, proses pencetakan terus diupayakan,” katanya.
Dijelaskan, mengenai proses pencetakannya, juga mengalami beberapa kendala terutama jaringan internet atau server yang lemah karena digunakan bersama untuk pencetakan e-KTP di seluruh Indonesia.
Meski mempunyai lima alat pencetak yang bisa memproses 500 keping e-KTP dalam sehari, namun karena kendala jaringan internet, rata-rata pencetakan hanya 300 keping saja per hari.
“Untuk pengganti e-KTP sementara ini menggunakan surat keterangan yang berlaku enam bulan,”katanya.
Sementara itu, terkait membeludaknya pemohon layanan administrasi kependudukan, Agus menyebut kondisi tersebut sudah lazim terjadi setelah libur panjang apalagi saat perantau kembali ke kampung halaman. (nto)