Pemkab Sragen Bangun Jaringan Air Bersih di Tiga Kecamatan Belum Terjangkau PDAM

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati memberangkatkan truk tangki air bersih bantuan dari pedagang pasar Kota Sragen, Jumat 22 September 2017. (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – SRAGEN – Kekeringan yang melanda wilayah Sragen memantik reaksi masyarakat luas. Pasalnya, pada tahun ini jauh lebih sedikit hujan dan kawasan utara Bengawan benar-benar dalam kondisi yang memprihatinkan.

Nah, sebagai bentuk kepedulian, Pemkab Sragen menyiapkan anggaran Rp 41,5 miliar untuk jaringan air bersih pada tahun 2018. Hal ini diungkapkan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati usai melepas bantuan air bersih dari Komunitas Pedagang Pasar Kota Sragen (KPPKS), Jumat 22 September 2017.

Dikatakan, anggaran miliaran rupiah itu untuk pembangunan jaringan air bersih. Anggaran dimasukkan di RAPBD 2018. Hal ini atas jawaban dan konfirmasi pada warga Sragen sebagai wujud keseriusan pemerintah dalam mengatasi kekeringan.

Bupati Yuni mengakui salah satu prioritas pemecahan masalah kekeringan yakni pembangunan jaringan air bersih di tiga wilayah kecamatan yang belum terjangkau PDAM. Yakni Miri, Jenar dan Tangen. ”Tiga kecamatan tersebut, mengalami kekeringan paling parah. Tiga kecamatan itu juga tidak ada sumber air baku atau air permukaan,” tuturnya.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati foto bersama pedagang pasar Kota Sragen sebelum mendistribusikan air bersih Jumat 22 September 2017. (credit-Huriyanto/Fokusjateng.com)

Dia menjelaskan untuk Kecamatan Jenar, akan dibuat sumur air dalam untuk 1500 sambungan rumah di Desa Dawung, Mlale dan Japoh. Jaringan untuk Kecamatan Tangen, Desa Katelan dan Dukuh akan terlayani 2000 sambungan rumah. Sedangkan Kecamatan Miri, akan dibuat sumbar air dalam dan pemanfaatan air permukaan Waduk Kedung Ombo (WKO), melayani 2200 sambungan di Desa Doyong, Soko dan Girimargo.

Sementara itu, Kepala BPBD Sragen Dwi Sigit Kartanto menyampaikan, bisa ditetapkan siaga darurat kekeringan di wilayah Sragen jika Oktober tidak ada tanda-tanda hujan. Syarat Siaga darurat tentu saja berdasarkan prediksi BMKG. Selain itu antisipasi jika oktober masih musim kemarau.

Dia menyampaikan anggaran untuk antisipasi kekeringan hanya 100 tangki. Sangat tidak cukup dengan melihat kondisi seperti ini. Hanya saja dia terbantu dengan banyaknya bantuan yang diberikan. ”Sangat tidak cukup, tapi anggaran kami baru dikeluarkan setengahnya,” tandas Sigit.