FOKUS JATENG – SRAGEN – Tidak disangka dan tidak diragukan lagi perajin mebel di kawasan Kecamatan Kalijambe, Sragen cukup dikenal di tingkat nasional. Hal ini tidak lepas dari kerja keras pelaku usaha tersebut.
Salah satunya adalah Mustaqim, salah satu pengusaha mebel Kalijambe. Dengan kegigihannya kini dia menjadi salah satu nominator penerima penghargaan Upakarti tingkat nasional.
Baca juga: Bupati Sukoharjo Masuk Nominasi Nirwasita Tantra
Sejauh ini tidak banyak yang tahu bahwa di Bumi Sukowati ada nominator peraih penghargaan Upakarti dari Presiden RI Joko Widodo untuk jasa pengabdian di bidang Industri Kecil Menengah (IKM). Mustaqim ini berasal dari Dukuh Kaliwuluh RT 13 Desa/Kecamatan Kalijambe.
Pada tanggal 14 Juni 2017 lalu, dia telah mengikuti penjurian tingkat nasional dari tim Kementerian Perindustrian. Dalam pemilihan ini bersaing dengan 22 peserta lainnya se-Indonesia. Setelah sebelumnya tim juri dari pusat melakukan kunjungan langsung ke lapangan memantau wilayah kerja dan pengabdiannya.
Rencananya pengumuan pemenang Upakarti akan digelar pada 27 Juli 2017. Nominasi tidak main-main. Selain warga biasa, sejumlah pimpinan daerah seperti bupati dan wali kota juga menjadi para nominator Upakarti.
Selama bertahun-tahun Mustaqim – yang juga sempat meraih penghargaan pemuda pelopor kabupaten Sragen tahun 2003 – ini konsisten mendampingi para perajin kecil di bidang permebelan di wilayahnya. Pendampingan pun beragam, mulai dari inisiatif sendiri maupun mengajak dinas terkait dan institusi perguruan tinggi di Solo.
Itu dilakukan sebagai upaya menumbuh-kembangkan para pelaku IKM agar tetap semangat dalam mengelola usahanya. Selain motivasi pribadinya agar bisa bermanfaat bagi lingkungannya.
”Sebaik baiknya orang tentu yang bermanfaat bagi orang lain,” ujar pria kelahiran 10 September 1972 ini.
Setelah konsistensi bertahun-tahun, hasil yang dicapai selama ini cukup menggembirakan. Salah satunya berhasil mengajak para perajin kecil untuk mendirikan Kelompok Usaha Bersama (KUB) sebagai media untuk berkumpul dan tukar informasi sesama pelaku IKM.
”KUB juga sarana penguatan modal bersama melalui koperasi yang juga dibentuk. Sampai saat ini bersama para pelaku IKM telah berhasil membentuk sejumlah 3 KUB yaitu KUB Jaya Abadi KUB Karya Sejahtera dan KUB Maju Bersama,” tandasnya.
Mustaqim sendiri membangun usahanya tahun 2000-an. Lahir dari keluarga miskin yakni bapaknya seorang tukang becak dan buruh serabutan serta ibu sebagai penenun sarung goyor, Dia membangun usaha dengan modal Rp 30 juta. Kemudian gagasannya mengembangkan potensi mebel sekitar dengan membentuk KUB sudah sejak 10 tahun yang lalu. (hur)